No. 6
Indikator : Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita
Satuan : %
Definisi Operasional : Stunting (pendek/sangat pendek) adalah kondisi kurang gizi kronis yang diukur berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dibandingkan dengan menggunakan standar WHO tahun 2005. Data tinggi badan pada menjadi analisis untuk status gizi dan tinggi badan setiap anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Z-score) menggunakan baku
antropometri anak balita WHO 2005. Klasifikasi berdasarkan indikator TB/U adalah sebagai berikut standar dari WHO dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010.
a. Sangat pendek: Zscore < -3,0
b. Pendek: Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0
Formulasi Perhitungan : Cara perhitungan
(1) Jumlah anak balita pendek pada waktu tertentu dibagi dengan jumlah anak balita pada waktu yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
(2) Jumlah anak balita sangat pendek pada waktu tertentu dibagi dengan jumlah anak balita pada periode yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
Intepretasi : Prevalensi stunting yang tinggi di suatu wilayah menggambarkan beberapa masalah serius, termasuk :
1. Kekurangan Gizi: Stunting adalah indikator kekurangan gizi kronis. Prevalensi stunting yang tinggi menunjukkan bahwa banyak anak di wilayah tersebut menderita kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
2. Akses Pelayanan Kesehatan: Prevalensi stunting yang tinggi dapat mencerminkan akses yang terbatas ke pelayanan kesehatan berkualitas, termasuk pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak.
3. Kemiskinan: Stunting sering kali terkait dengan kemiskinan. Keluarga yang miskin mungkin tidak mampu menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan stunting.
4. Pendidikan: Tingkat pendidikan orang tua, khususnya ibu, juga berpengaruh terhadap prevalensi stunting.Orang tua yang berpendidikan cenderung lebih memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih juga dapat berkontribusi terhadap prevalensi stunting.
Sumber Data : SSGI
Keterangan :
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 adalah survei yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan untuk mengetahui status gizi balita di Indonesia. Survei ini dilakukan di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang SSGI 2024 :
SSGI 2024 dilaksanakan pada 30 September 2024–16 November 2024.
Survei ini akan dilakukan dengan wawancara terhadap responden dan pengukuran antropometri.
Antropometri dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai berat badan, tinggi/panjang badan, serta lingkar lengan atas (LILA) pada balita dan pengukuran berat badan dan tinggi badan ibu balita.
SSGI 2024 akan berkolaborasi dengan BRIN, BPS, universitas dan lembaga survei.
SSGI 2024 menjadi acuan untuk percepatan penurunan prevalensi stunting.
SSGI dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar