Cari Blog Ini

Jumat, 30 Juli 2010

Indeks Kemahalan Konstruksi 2010

Deskripsi :

Judul Buku : Kegiatan Percepatan Penyediaan Data Statistik Dalam Rangka Kebijakan Dana Perimbangan Tahun 2010

ISSN : 2086-2369

No. Publikasi : 07320.0901

Katalog BPS : 4102002

Ukuran Buku : 16,3 cm x 23,3 cm

Jumlah Halaman : xii + 124 Halaman

Penerbit : Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia, Desember 2009


Konsep dan Definisi Indeks Kemahalan Konstruksi

Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan persatuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh melalui pendekatan terhadap harga sejumlah bahan bangunan/konstruksi clan harga sewa alas berat yang mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut.

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap TKK kabupaten/kota atau provinsi lain. Sesuai dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spacial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk wilayah yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodikal atau temporal yang selama ini sudah kita kenal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) atau Indeks Harga Konsumen (IHK), kedua indeks harga tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu wilayah pada periode waktu tertentu terhadap harga periode tahun dasar.

Sejak Tahun 2005, IKK disajikan dengan memperhitungkan pula perkernbangan harga periode tertentu terhadap harga periode dasar (Februari 2004, harga yang digunakan dalam penghitungan IKK 2004).

Tujuan Penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi

Tujuan utama penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) tahun 2009 adalah menyediakan data dasar dalam rangka kebijakan dana perimbangan 2010 dan utamanya digunakan sebagai salah satu variabel kehutuhin fiskal dalam penghitungan Dana Alokasi Umum.

Anda berminat terhadap informasi Indeks Kemahalan Konstruksi di Kabupaten/Kota/Provinsi maka silakan hubungi kantor BPS terdekat.

Ingin tahun lebih lengkap tentang Indeks Kemahalan Konstruksi bisa didownload pada alamat di bawah ini :

http://riau.bps.go.id/inhu/book/ikk07_II.pdf

Posting by Mohammad Nurdin

Kamis, 29 Juli 2010

Sensus Penduduk di Zaman Modern Indonesia


Sejarah Sensus Penduduk di Indonesia terbagi dua yaitu di masa penjajahan Belanda dan di masa kemerdekaan.

Di Masa Penjajahan Belanda

Tahun 1815 Sensus Penduduk pertama di Jawa di era Thomas Stamford Raffles. Kemudian Sensus Penduduk yang diadakan sebagai berikut :

  • 1920 (terbatas di pulau Jawa), dan
  • 1930 (seluruh hindia Belanda).

Di Masa Kemerdekaan

Sedangkan di masa kemerdekaan adalah sebagai berikut :

  • 1961
  • 1971
  • 1980,
  • 1990,
  • 2000, dan
  • 2010 (sekarang).

Jumlah Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 1930 – 2000

Tahun

Jumlah (000)

Sumber

1930

60 700

SP1930

1961

97 000

SP1961

1971

119 208

SP1971

1980

147 490

SP1980

1990

179 379

SP1990

2000

206 265

SP2000

2010

n/a

SP2010

Sumber : BPS

Posting by Mohammad Nurdin

Sensus Penduduk di Zaman Modern


Di zaman yang lebih modern Sensus Penduduk telah menjadi keharusan dan diamanahkan oleh PBB. Sekadar catatan, kapan sensus pertama kali dilakukan oleh beberapa negara besar:

  • Inggris pertama kali sensus tahun 1086
  • USA sensus pertama tahun 1790
  • Belanda melakukan pertama kali tahun 1795
  • India sensus pertama kali 1860 -Mesir sensus pertama tahun 1882
  • German melaksanakan pertama kali 1895
  • China sensus pertama 1913

• Menurut perkiraan (dari World Population Growth History) sampai saat ini, sebanyak 110 milyar manusia pernah lahir dan hidup di muka bumi. Dari jumlah itu sekitar 6,7 milyar penduduk adalah kita yang masih hidup saat ini.

Jumlah Penduduk Dunia 10.000 SM – 1930 M

Tahun

Jumlah (juta)

Tahun

Jumlah (juta)

10 000 SM

1

1950 M

2406

5000 SM

5

1960 M

2972

2000 SM

27

1970 M

3700

1000 SM

50

1980 M

4400

0 M

200

1990 M

5100

500 M

300

2000 M

6080

1000 M

400

2005 M

6450

1650 M

600

2010 M

6800

1800 M

900

2025 M

7890

1850 M

1171

2030 M

8200

1900 M

1608

2040 M

8800

1930 M

2008

2050 M

9850

Sumber : World Population Growth History

(www.vaughns-I-pagers.com/histarylworld-population-growth.html)

Posting by Mohammad Nurdin

Sensus Penduduk Di Masa Kuno


Sejak Kapan Manusia Mulai Mengenal Sensus Penduduk?

Menurut catatan sejarah sudah sejak 6000 tahun yang lalu, manusia telah mengenal Sensus Penduduk yaitu sejak zaman Kerajaan Babilonia, zaman Nabi Musa, zaman Kekaisaran Romawi, Kekaisaran China dan beberapa kerajaan kuno lainnya.

  1. Menurut catatan, Sensus Penduduk pertama kali berlangsung di masa kerajaan Babylonia 3800 tahun sebelum masehi atau kira-kira 6000 tahun yang lalu. Waktu itu telah dikumpulkan data tentang penduduk, ternak, ketersediaan madu, susu dan sayur-sayuran. Sensus telah dilakukan setiap 7 tahun sekali.
  2. Kemudian Sensus juga dilaksanakan di masa Nabi Musa, sekitar 1200 tahun SM (Sebelum Masehi), yang mencatat tentang ciri-ciri Penduduk dan Perumahan (Sumber : Shahjanan Khan, 2007, Importance of Statistics for Development).
  3. Pada bulan Maret, tahun ke-8 Sebelum Masehi, kekaisaran Roma telah merencanakan untuk melakukan sensus, yang realisasinya di tahun 5 SM. Walaupun demikian, sensus yang dipandang akurat di masa kekaisaran Romawi adalah di tahun 1 Masehi, di masa kejayaan Caesar Augustus. Hasil Sensus itu memperlihatkan bahwa dari total penduduk dunia waktu itu (200 sampai 300 juta), penduduk kekaisaran Roma mencapai 45 juta jiwa. Di zaman Romawi sensus dilakukan setiap 5 tahun sekali. Tujuan utama untuk menghitung penduduk dewasa bagi keperluan bala tentara dan untuk menentukan pajak (New World Encyclopedia, 2008)
  4. Selain 3 (tiga) SensusPenduduk tersebut yaitu di masa Babilonia, masa Nabi Musa, dan di masa kekaisaran Romawi,masih ada beberapa sensus lain seperti di China, Persia dan beberapa tempat lainnya.Di China dilakukan di masa Dinasti Han.Sensus dilakukan pada tahun 2 Masehi yang mencatat jumlah penduduk China waktu itu sebesar 59,6 juta jiwa.

Sumber : BPS, Sosialisasi Sensus Penduduk 2010

Posting by Mohammad Nurdin

Rabu, 28 Juli 2010

Kisah Bapak, Anak, dan Seekor Kuda


Kisah ini terjadi pada jaman dahulu kala, waktu alat transportasi masih menggunakan kuda. Namun hikmah yang terkandung di dalamnya tetap abadi dan layak untuk diceritakan ulang, agar kita menjadi bijak dalam menyikapi hidup yang sementara ini.

Berikut ceritanya :

Seorang bapak mengajak anaknya pergi ke pasar yang jauh dari rumah mereka unutuk menjual kuda mereka untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Berangkatlah mereka berdua pagi-pagi sekali dengan berjalan kaki. Sedangkan kuda mereka tuntun. Di tengah perjalanan mereka bertemu seseorang.

Mau ke mana pak”, Tanya orang pertama yang mereka temui.

Mau ke pasar. Saya mau menjual kuda ini ke pasar. Cuma kuda ini satu-satunya harta yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Ya terpaksa ini kami lakukan karena belum ada cara yang lain”, kata sang bapak menjawab.

Kok kudanya dituntun. Agar tidak capai, ‘kan bisa kuda dinaiki. Kasihan kan anak bapak, berjalan kaki”, kata orang itu lagi.

Iya yah. Terima kasih atas sarannya” kata sang bapak.

Kemudian mereka pun berpisah.

Menuruti saran orang tersebut maka sang bapak menaikkan sang anak ke kuda. Kuda dinaiki sang anak, sementara sang bapak menuntun saja. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan selanjutnya mereka melewati seseoang.

Dasar anak tidak tahu diri. Masak bapaknya di bawah menuntun kuda. Anaknya enak-enakan naik kuda. Tidak sopan. Pantasnya bapaknya yang sudah tua yang naik dan anaknya yang menuntun. Itu baru anak berbakti”, begitu komentar orang kedua yang mereka temui.

Oh iya yah “ kata sang bapak dalam hati.

Mereka kemudian bertukar tempat. Sang bapak naik kuda, anak yang menuntun.

Perjalanan kemudian mereka lanjutkan.

Dalam perjalanan mereka bertemu orang ketiga.

Dasar bapak tidak sayang anak. Masak ia enak-enakan naik kuda, sementara anaknya yang menutun. Orang tua macam apa yang tidak sayang anaknya”, begitu komentar orang ketiga yang mereka temui.

Untuk menuruti sarang orang ketiga, sang bapak bersama anaknya naik kuda bersama-sama. Berdua mereka naik kuda, dan berharap ini adalah cara terbaik dan tidak dikomentari orang lagi. Perjalanan kemudian mereka lanjutkan.

Dalam perjalanan mereka bertemu orang keempat.

Dasar manusia tidak tahu peri kehewanan. Tidak punya rasa belas kasihan. Masak kuda kurus begitu dinakiki dua orang. Benar-benar manusia biadab” kata orang keempat.

Begitulah dalam hidup ini . Apapun yang kita lakukan tetap ana pro kontra. Tetap ada yang berpedapat berbeda. Punya sudut pandang yang tidak sama dengan kita. Kita tidak mungkin dapat memenuhi semua saran orang. Makanya yang penting bila kita mendapat kritik atau sarang jangan langsung diterima tetapi kaji dahulu. Bila lebih baik bisa kita laksanakan bila tidak maka tidak perlu kita laksanakan. Kita harus punya prinsip. Tanpa prinsip maka kita seperti sang bapak dalam cerita yang kebingungan.

Faidza azzamta wa tawakal alaallah” begitu kata Al Qur’an (saya lupa surat apa). Apabila kita telah berketapan hati (berazzam/bertekad) maka bertawalalah kepada Allah SWT. (itu juga prinsip saya. Sebagai informasi anak kedua saya sengaja saya beri nama Azzam).

Kita juga tidak boleh menutup telinga dari saran. Soalnya saya (penulis) punya teman yang telalu percaya diri dan tidak mau terima saran. Akibatnya sangat bruruk. Orang tersebut tidak bisa berkembang menjadi lebih baik. Perlu diingat nabi kita tercinta, Muhammad SAW juga mau menerima saran para sahabatnya. Dalam sejarah/sirah Nabi diceritakan menerima pendapat Salman Al Farisi intuk membuat khandag atau parit untuk menghambat laju pasukan koalisi Quraisyi dalam perang Ahzab atau perang khandag. Parit adalah metode perang yang kurang dikenal di negeri arab tetapi sering dipakai bangsa Persia dalam berperang, bangsanya sahabat Salman.

Orang yang selalu menerima dan melaksanakan saran orang akan kebingungan. Sedang orang yang tidak mau menerima saran berarti sombong. Ingat kesombongan bukan pakaian mahluk tetapi pakaian kebesaran Tuhan, Allah SWT. Mahluk yang sombong adalah iblis laknatullah alahi. Makanya iblis dan sekutunya jauh dari rahmat Allah swt. Surga diharamkan bagi orang-orang yang sombong. Nerakalah tempatnya yang pantas. Naudzu billah min dalik.

Posting by Mohammad Nurdin

Senin, 26 Juli 2010

Al Qur'an Digital Versi 2.1.


Anda butuh Al Qur’an Digital. Berikut tersedia Al Qur’an Digital dengan keterangan sbb :

Al Quran Digital Versi 2.1

Freeware (c) Hak Cipta hanya milik Allah SWT

Dibuat : Jumadil Akhir 1425 H(Agustus 2004 CE)

Website : http://www.alquran-digital.com

E-mail : info@alquran-digital.com

Program ini bisa didownload pada link di bawah ini yaitu :

http://www.4shared.com/file/knVsfwyC/Al_Quran.html

Program ini dibuat dalam format chm dan sangat mudah menggunakannya. Anda tinggal ketikkan kata kunci yang diminta seperti kata ‘bencana’ pada menu Search maka akan menampilkan ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung kata bencana. Atau misalkan ingin mencarai ayat-ayat tentang syukur, maka tinggal ketikkan saja kata ‘syukur’.Tentu saja dalam Bahasa Indonesia versi Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia (dari isnet). Karena program ini memang dibuat berdasarkan terjemahan versi Depag RI tersebut. Sedangkan ayat-ayat Al Qur’an diambil dari Islamic Society of Northumbria. Selain itu hasil program bisa di-copy-paste ke program pengolah kata.

Program ini disusun oleh delapan orang yaitu : Achmad Fahrudin, Ari Widodo, Gatot H. Pramono, Misri Gozan, Mohammad Mukhlis Kamal, Poerbandono, Soelfan, Danoerahardja, dan Wheny Abdurrahman. Semoga Allah SWT meridhoi mereka dan menghitungnya sebagai amal jariyah di sisi-Nya dengan pahala yang tiada putus hingga akhir masa.

Posting by Mohammad Nurdin

Senin, 19 Juli 2010

Program Pengingat Waktu Sholat Shollu 3.08.2

Program ini dibuat penulis program ini yaitu Ebta Setiawan dengan tujuan memberi peringatan kepada kita selaku pengguna komputer bahwa waktu sholat telah tiba atau sebentar lagi tiba. Sehingga kita bisa bersegera untuk mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat berjama’ah. Kadang kala kalau sudah berhadapan dengan computer, kita sering lupa waktu. Saya berterimakasih sekali kepada pembuat program ini yang telah membuat program ini dengan baik. Tiada masalah dalam instalasinya. Program ini tersedia dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris.

Jadi saya sarankan install program ini dalam computer Anda, sehingga kita bisa tahu berapa lama lagi wahtu Sholat berikutnya akan tiba. Ingat bahwa sholat tepat waktu apalagi berjamaah bernilai sangat besar pahalannya di sisi Allah SWT.

Menurut pembuat programnya, bahwa program ini berbeda dengan versi 2.15 ke bawah, mulai versi 3.00 shollu menggunakan koordinat wilayah (garis lintang dan garis bujur), ketinggian dan beberapa kriteria lainnya. Pengguna hanya perlu setting sekali dan jadwal otomatis akan selalu update. Shollu dilengkapi dengan wilayah-wilayah di Indonesia dan kota-kota besar di dunia. Untuk wilayah lainnya bisa download file tambahan, bisa dilihat dalam help file.

Bagi yang memiliki GPS (Global Position System) maka akan lebih mudah lagi. Cukup catat berapa Bujur Timur (BT) dengan 5 angka decimal dan Lintang Selatan (LS) juga 5 angka decimal. Untuk LS maka angka akan negatif. Default kota adalah Yogyakarta. Sebagai contoh saya yang menggunakan computer kantor di Brebes maka saya catat Garis Lintang = 6.86667 LS dan Garis Bujur = 109.03333 BT. Program ini juga dapat menghitung arah kiblat seperti belakangan banyak diributkan karena banyak masjid dan mushola yang belum benar arah kiblatnya. Kiblat dari kantor saya adalah 294.800 derajat pada kompas atau 24.8004 derajat ke kanan dari arah Barat.

Untuk konvensi waktu Sholat Subuh dan Isya tersedia dalam 6 pilihan yaitu sbb :
  1. Universitas Ilmu Keislaman Karachi
  2. Federasi Islam Amerika Utara
  3. Rabitah Alam Islami
  4. Universitas Ummul Qura
  5. Dinas Geologi Mesir dan
  6. Tentukan sendiri derajatnya.
Sedangkan defaulfnya adalah Dinas Geologi MesirKhusus waktu asar tersedia dalam dua mazhab yaitu Mazhab Imam Syafi’I dan Mazhab Imam Hanafi.

Berikut penyataan penulis program ini (semoga Allah SWT meridhoinya, dinilai sebagai amal jariyah, dan mendapatkan pahala muazin kerena telah mengingatkan pengguna komputer bila saatnya waktu sholat telah tiba. Amien).

Lisensi :
Program Shollu di release sebagai freeware anda bebas mendistribusikannya dan bahkan dianjurkan menyebarkannya ke saudara sesama muslim. Jazakumullah khoiron kepada anda yang ikut menyebarluaskan program ini.
Izin diberikan secara gratis kepada siapa saja yang menggunakan program, copy, menyebarkan, menyertakan dalam download di web site,CD atau media lainnya asalkan memenuhi kiteria berikut ini :
1. Tidak merubah keaslian software ini, baik dengan cara cracking, reserve engineering, dan cara-cara lainnya.
2. Hak cipta ( copyright ) tetap ada pada penulis.
3. Tidak menambah atau mengurangi keterangan dalam distribusi.
4. Bukan untuk tujuan komersial.

Disclaimer :
Jika dengan pemakaian software ini ada kejadian yang menyebabkan rusaknya sistem komputer anda, bukan menjadi tanggungjawab kami. Kami menerima masukan perbaikan dan sarannya. Silahkan hubungi lewat email ke pembuat program ini yaitu : ebta.setiwan@gmail.com

Program Shollu 3.08.2 dapat di download di sini :

Posting by Mohammad Nurdin

Sabtu, 17 Juli 2010

Guru Berkualitas Hasilkan Anak Didik Berkualitas



Kini, saya tambah percaya bahwa Guru berkualias akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. Hal ini saya alami sendiri. Berikut ceritanya.

Saya memiliki tiga orang anak yang semuanya laki-laki. Cerita ini akan berfokus pada anak pertama saya yang baru saja lulus SD dan sekarang menduduki SLTP. Anak saya bersekolah di dua tempat. Kelas 1 sampai dengan kelas 3 di sekolah SDN (Sekolah Dasar Negeri), sedangkan kelas 4 sampai dengan kelas 6 di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Swasta. Dulu pandangan saya terlalu naïf, sekolah di mana saja toh hasilnya sama saja. Kalau anaknya pintar dan cerdas di manapun bersekolah akan tetap pintar dan cerdas. Oleh karena itu, saya masukkan anak saya di sekolah SDN di dekat rumah. Cukup jalan kaki sampai sekolah, seperti saya dulu bersekolah. (hal ini bukan didorong SDN sekarang gratis, bebas uang sekolah, SPP dan BP3 karena sudah ada BOS, Bantuan Operasional Sekolah).

Hasilnya bisa dilihat pada grafik di atas ini.

Dalam grafik terlihat nilai anak saya cenderung terus menurun dari rata-rata 78 pada kelas 1 semester 1 menjadi 6,8 pada kelas 3 semester 2. Demikian juga dengan mata pelajaran UASBN (ujian Akhir Semester Berstandar Nasional) menurun dari 85 pada kelas 1 semester 1 menjadi 72 pada kelas 3 semester 2. Dalam prediksi saya yang terbiasa dengan data statistik maka terlihat tren data adalah kecenderngan terus terjadi penurunan. Bisa jadi di akhir kelas 6 keadaan bisa lebih parah, tidak lulus SD.
Maka dari itu saya bulatkan tekad (dengan mencari-cari alasan) untuk memindahkan anak saya ke sekolah yang lebih berkualitas, yang bisa mendidik murid (terutama anak saya) menjadi lebih baik dari sebelumya yaitu saya pindahkan ke SDIT swasta. Hasilnya bisa dilihat pada gambar. Nilai anak saya berangsur-angsur naik dari rata-rata semua mata pelajaran 68 pada kelas 4 semester 1 menjadi 81 pada kelas 6 semester 2. Demikian juga dengan mata pelajaran UASBN meningkat dari 71 pada kelas 4 semester1 menjadi 79 kelas 6 semester 2.

Meski tidak juara saya cukup puas. Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT. Ternyata saya belum terlambat untuk berubah haluan.

Mengapa ini terjadi? Beberapa hal mungkin menjadi penyebabnya yaitu sebagai berikut :

  1. Pertama, pada SDN (tempat bersekolah anak saya. Ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh SDN kota saya apalagi di Indonesia) Guru-gurunya kurang professional. Profesional dalam arti kapabilitas mengajar. Bayaran (upah/gaji) yang tidak semuanya mendapatkan yang layak. Perlu dicatat di sini tidak semua guru yang mengajar di SDN atempat sekolah anak saya adalah pegawai negeri. Sebagian masih honorer dengan upah/gaji yang masih jauh dari kata layak. Entah di garis kemiskinan atau malah di bawahnya. Saya tidak tahu. Bagaimana ia mau peduli dengan nasib anak didiknya bila nasib dirinya pun tiada tentu. Bagaimana ia akan bangga sebagai pengajar, bila menjadi pengajar dengan pendapatan yang tidak bisa dibanggakan. Uang bukan segalanya tetapi kalau masih hidup di bawah garis merah kemiskinan, bagaimana bisa tetap bisa istiqomah untuk profesianal. Rasanya jauh panggang dari api. Hanya manusia-manusia pilihan saja yang bisa demikian. Sebagian besar, tidak! Ini berbeda dengan SDIT swasta tempat anak saya pindah sekolah (ini juga tidak bisa digeneralisasikan semua SDIT swasta Indonesia mesti lebih baik). Pada sekolah ini sistemnya fullday (dari jam 07.00 wib – 15.30). Guru-gurunya (di sini biasa dipanggil Ustadz atau Ustadzah) terlihat bangga sebagai guru. Tidak terlalu kaya tetapi tidak miskin-miskin amat. Masih bisa pakai sepeda motor baru atau lama. Kebanggaan dan rasa percaya diri tampak waktu berhadapan dengan siswa dan orang tua yang bisa jadi sangat kaya (terindikasi dari mobil yang dipakai menjemput sang buah hati yang harganya antara 9 atau 10 digit. Satuan milyar maksudnya).
  2. Kedua, rasio siswa dengan guru. Di tempat lama anak saya, jumlah murid 46 orang. Secara administarsi terbagi 2 kelas. Diampu oleh 2 guru. Kenyataannya, waktu saya cek, digabung menjadi satu dan diampu oleh satu guru. Bayangkan rasio 1 : 46. Saya sendiri yang beberapa kali menjadi instruktur pelatihan petugas sensus/survey agak kesulitan mengajar kelas di atas 30 orang, yang notabene meraka adalah orang-orang dewasa. Bagaimana dengan anak-anak yang keseriusan menerima pelajaran masih kurang dan masih suka main-main. Rasio ini di atas yang ditetapkan Depdiknas yaitu 1 : 40 . yang ideal seperti di Negara Australia yaitu rasio 1 : 10. Sebuah rasio yang sangat ideal. Sedangkan di sekolah kedua 1 kelas berisi 26 siswa dan diampu oleh dua orang guru. Jadi rasionya 1 : 13. sangat mendekati rasio Negara Australia. Memang di sekolah yang kedua adalah termasuk SIBI (Sekolah Islam Berwawasan Internasional).
  3. Ketiga, di SDN harus gratis. Saya sebagai orang tua sebenarnya tidak keberatan membayar. “Jer besuki mowo beo”, kata orang Jawa. Karena gratis, maka sekolah harus pandai-pandai mengatur dana BOS agar mencukupi kebutuhan operasional sekolah. Pemerintah merasa bahwa dana BOS akan mencukupi tetapi pada kenyataan bisa tidak mencukupi bila ada agenda di luar pendidikan masuk seperti interest Kepala Sekolah dan Dinas P dan K setempat. Ini bukan rahasia lagi, di jaman serba buka-bukan seperti ini. Sedang di sekolah kedua harus bayar (menurut persepsi saya tidak mahal tetapi istri saya menganggap mahal bila dibandingkan dengan SD negeri). Karena memiliki dana mereka bisa berbuat lebih banyak lagi. Uang bukan jaminan semua lancar. Tetapi keikhlasan bekerja, kecintaan pada profesi, digabung dengan uang akan menghasilkan hasil yang optimal. Saya yakin Anda akan setuju bahwa Anda akan bekerja optimal bila pekerjaan yang Anda lakukan adalah pekerjaan yang anda cintai di samping Anda mendapat bayaran yang pantas untuk itu. Para pemain sepokbola kelas dunia juga membuktikan hal itu.
  4. Keempat, ini hampir terjadi di intansi manapun khususnya yang berkaitan dengan pegawai negeri. Balas jasa sangat tergantung lembaran-lembaran seperti ijazah dan sertifikat. Banyak teman saya yang memiliki ijazah S1 (sarjana) tetapi saya lihat kemampuannya tidak beda dengan lulusan SMA. Demikian juga yang S2 (pasca sarjana) yang tidak beda dengan waktu dia masih S1. Banyak guru-guru yang pegawai negeri memburu sertifikat. Acara seminar penuh sesak oleh mereka. Bukan ilmunya yang dicari. Kalau perlu tidak hadir bisa dapat sertifikat. Demikian juga dengan karya tulis. Berapa banyak yang copy paste karya orang kemudian diakui sebagai karya sendiri. Ini adalah dampak sertifikasi guru. Guru yang sudah sertifikasi memperoleh tunjangan hampir sebesar gaji pokok. Produk murid seperti apa yang akan dihasilkan oleh guru-guru yang bermental seperti ini. Meski saya akui tidak semua guru demikian. Masih banyak mereka yang istiqomah, jujur, dan ikhlas menjadi pendidik. Sedangkan di sekolah SDIT swasta tempat anak saya bersekolah, guru juga dididik untuk menjadi pendidik yang baik. Bukan banyaknya sertifikat yang dimiliki yang menjadi dasar penilaian. Lagi pula orang tua yang menyekolahkan anak tidak akan melihat berapa banyak sertifikat yang dimiliki. Berapa banyak karya tulis yang dihasilkan. Tidak. Bukan itu concern orang tua. Yang mereka inginkan anak dididik mejadi anak yang berakhlak terpuji, berilmu, percaya diri, dan mampu memaksimalkan potensi diri. Ibarat kita punya mobil rusak maka kita percayakan kepada montir yang bisa memperbaiki mobil kita terlepas montir itu punya seabrek ijazah atau sertifikat atau otodidak tanpa satu pun sertifikat. Yang penting montir itu bisa memperbaiki mobil kita. Itu saja harapan mereka, menurut saya. Mudah-mudahan saya tidak keliru.
Jadi dalam pandangan saya bukan pendidikan murah yang diharapkan tetapi pendidikan yang berkualitas itulah yang penting. Saran saya adalah dalam menyekolahkan anak kita harus dipertimbangkan baik-baik kualitas sekolah juga kualitas gurunya. Jangan nanti kita menyesal di kemudian hari. Seperti kata ucapan bijak, "Sesal kemudian tiada berguna."

Kalau boleh memberi gambaran biaya sekolah anak seperti membangun Piramida. Dengan pondasi yang kuat, kita bisa berharap anak kita akan bisa menyelesaikan pendidikan tertinggi (S3 misalnya) dengan biaya murah. Maksudnya karena anak kita pintar dan cerdas maka mereka layak mendapat beasiswa dari Negara atau Perusahaan atau Institusi lain atau mereka bisa membiayai dirinya sendiri. Keduanya sama dalam pandangan saya bahwa biaya yang akan kita keluarkan menjadi rendah. Lihat gambar di atas ini. Bayangkan apa yang terjadi bila piramida itu kita balik. Jelas akan labil dan tidak tahan diterpa angin, badai gurun, dan apalagi waktu.
Hanya dengan pendidikan yang berkualitas saja maka negeri ini akan maju dan bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negera lain. Bukan malah menjadi pengangguran di negeri sendiri. Kalah sebagai pecundang. Mudah-mudahan itu tidak terjadi pada anak-anak kita.

Posting by Mohammad Nurdin

Rabu, 14 Juli 2010

Seranai Pustaka

Ilyas, Khalifi, 2010, Kaya Raya Hanya Dengan Internet!. Jogjakarta : Garailmu

Mutaqin, Khoirul, 2010. Banjir Dollar dari Internet. Jogjakarta : Garailmu

Nurhuda, Eko, 2010, 7 Langkah Mudah Mencari Uang Lewat Blog. Yogyakarta: Garailmu.

Sudaryanto, 2010,. Menguangkan Ide. Kaya Dari Menulis Artikel. Yogyakarta : Leutika.

Winarno, Edy dan Eko Priyo Utomo, 2010, 8 jam Menaklukan Internet & Membuat Website Sendiri. Yogyakarta : Garailmu

Yulianto, S. Eko dan Abdul Razaq, 2009, Berkreasi dengan WordPress Secara Mudah dan Cepat. Surabaya : Indah

Nasihat Untuk Penulis

“Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga!”

“Banyak orang menunggu mood untuk menulis. Sementara sebagian lainnya, mood untuk menulis bangkit karena kuatnya keinginan menyampaikan ilmu dan kebenaran.”

“Masalah yang apling mudah kita tulis adalah apapun yang kita yakini, kita alami, dan kita rasakan.”

“Andaikan dihadapanku dua orang penulis, maka aku akan memilih yang paling gigih. Tanpa bakat orang bias menjadi penulis hebat. Sementara tanpa kegigihan, seorang penulis berbakat tak berarti apa-apa,”

“Orang yang berbakat gagal melihat masalah sebagai hambatan. Sedangkan orang sukses melihat masalah sebagai tantangan yang membuat hidup lebih bergairah. Demikian pula untuk menulis.”

Sumber : Mohammad Fauzil Adhim, Inspiring Words for Writers, 2005

Motto

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

(dicopy paste dari Al Qu’an Digital Versi 2.1 semoga pembuat programnya mendapat ridha Allah SWT dan dihitung sebagai amal kebajikan di sisi Nya)

Menulis Blog Itu Mudah

Menulis itu sulit! Kalau itu diucapkan Anda yang berpendidikan minimal sarjana (S1), maka saya tidak percaya. Untuk lulus dan berhak menyandang gelar, maka Anda dulu dituntut untuk membuat skripsi. Jadi mau tidak mau Anda harus menulis. Ternyata Anda bisa. Untuk membuat skripsi juga tidak mudah, Anda harus membaca banyak buku referensi terkait tema skripsi yang Anda angkat. Jadi ada hubungan yang sangat erat antara menulis dan membaca. Ada yang menganalogikan hubungan membaca dengan menulis seperti mengisi air di dalam gelas. Banyak membaca membuat pikiran kita penuh seperti gelas yang berisi air. Akibatnya tumpah. Begitulah tulisan yang kita buat seperti air yang tumpah dari gelas yang berisi air.

Bagi Anda yang belum terbiasa menulis saya sarankan baca, baca, dan baca blog orang lain. Istilahnya blogwalking, kemudian beri komentar. Karena memberi komentar juga termasuk menulis juga, meski lebih pendek. Jelas komentar mesti lebih pendek dari pada tulisan yang dikomentari. Saya pribadi, sebagai blogger pemula atau diistilahkan newbie belum banyak berkunjung. Karena sekarang saya justru melaksanakan tahap lanjutan yaitu menulis, menulis, dan menulis.

Menurut penulis buku “Menguangkan Ide. Kaya dari Menulis Artikel” yaitu Sudaryanto, bahwa “Apalah gunanya faktor bakat dan keturunan jika kita tidak mau belajar keras? Sekalipun Anda, missal, anak kandung dari Sapardi Djoko Darmono, seorang penyair yang juga guru besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia itu, namun jika Anda tak mau belajar dan berlatih menulis, tak akan mungkin Anda menjadi penyair seperti halnya ayah Anda.”

Bakat menulis hanya 10 persen sedang sisanya adalah praktek. Jadi tidak ada pilihan bagi Anda kalau ingin jadi blogger maka Anda harus menjadi penulis. Kecuali bila Anda memilih jalan lain yaitu ingin memperoleh pendapatan dari internet. Anda bisa menjadi member dari program afiliasi seperti yang saya lakukan. Atau Anda juga bisa berbisnis online. Caranya bisa dilihat pada alamat berikut ini : http://haryoonline.com/files/36jurus.pdf

Saya pribadi lebih suka menjadi blogger dengan banyak posting baru menjadi jutawan dari blog. Menjadi jutawan sebagai pekerja (saya adalah seorang pegawai negeri dengan upah/gaji jutaan, maksudnya antara 1 – 9 Juta. Kalau di atas itu istilahnya adalah sepuluh jutawan, seratus jutawan, dan milyuner). Mendapatkan ratusan ribu rupiah buat saya sebagai pemula, untuk saat ini sudah cukup. Sebuah target yang tidak muluk-muluk bukan?

Saya tertarik menulis diblog (mudah-mudahan Anda juga) karena kita lah pemilik, dewan redaksi, dan editor blog kita. Di samping juga sebagai webmaster. Sehingga tulisan kita mesti dimuat. Hanya masalahnya ada yang baca atau pengunjung atau tidak. Tetapi bila kirim ke media cetak seperti surat kabar atau majalah, maka tulisan kita belum tentu dimuat dengan banyak pertimbangan. Jadi kondisinya kebalikannya. Menulis di blog mesti dimuat tetapi belum tentu dibaca orang, sedang menulis di media cetak mesti dibaca orang, tetapi tulisan kita belum tentu dimuat.

Ah, jadi tulisan kita paling tidak dibaca orang”, kata Anda, pesimis. Menurut saya belum tentu, apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut orang lain. Bisa juga menurut kita jelek, ternyata baik menurut orang lain. Pengalaman saya menulis pressrelease inflasi brebes (bisa dikunjungi di alamat ini : http://distribusibrebes.wordpress.com). Menurut pandangan saya waktu itu. “Yang penting saya melaksanakan tugas tambahan kantor (BPS). Mau ada yang baca atau tidak terserah”, begitu kata saya dalam hati. Ternyata pandangan saya salah. Datang seorang mencari data inflasi, seorang pejabat polisi yang akan melaksanakan pelatihan pimpinan.

Dia bertanya, “Ada berita resmi statistik bulan ini? Saya sering baca tulisan itu”.

Ooh, ternyata tulisan pressrelease yang saya buat ada yang baca dan mendapat manfaat darinya. Alhamdulillah”, saya bersyukur dalam hati. Jadi sekarang di samping sebagai tugas tambahan, saya membuat tulisan pressrelease sebaik mungkin dan setepat waktu mungkin sesuai deadline terbit, baru kemudian saya upload. Tulisan versi pdf sebagian saya simpan di http://www.4shared.com . Semua orang boleh mengakses. Saya setuju pendapat penulis buku “Berkreasi dengan Wordpress Secara Mudah dan Cepat”, yaitu S. Eko Yulianto dan Abdul Razak, yang membuat blog dengan slogan “Berbagi Wasasan Berharap Limpahan Barokah

Jadi bila sudah memiliki blog maka yang harus lakukan tulis, tulis, dan tulis lagi. Kalau bisa tiap hari. Kalau tidak bisa maka buat tiap minggu sekali. Kalau tidak bisa juga buat tiap bulan sekali. Kalau tidak bisa juga, maka saya sarankan jangan jadi blogger. Orang harus berkorban (minimal waktu) untuk sesuatu yang dicintai. Anda bisa meluangkan waktu untuk menonton televisi. Semestinya Anda juga bisa meluangkan sedikit waktu untuk menulis di blog Anda, kalau Anda ingin dikenal sebagai blogger.

Semoga Anda sukses.

Posting by Mohammad Nurdin

Senin, 12 Juli 2010

Tentang Penulis

Mohammad Nurdin, adalah anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Asy’ari bin Mihrad bin Jarwan dan Izatul Daulat binti Washar. Penulis baru terjun di dunia blogging sejak akhir Mei 2010, di sela-sela kesibukan, kejenuhan, kebosanan, dan stress menghadapi pekerjaan BPS terbesar dalam sepuluh tahun terakhir yaitu Sensus Penduduk 2010. Kejenuhan membawa berkah. Web blog yang dibuat adalah berturut-turut sbb :

http://mohnurdin.wordpress.com,

http://distribusibrebes.wordpress.com,

http://nondistribusi.wordpress.com,

http://distarchi.blogspot.com, dan

terakhir web blob ini.

Sebagai blogger newbie atau pemula, pria berusia 39 tahun ini sempat menimba ilmu jurnalistik pada waktu kuliah yaitu Kursus Jurnalistik Mandiri (KJM), di Cibubur tahun 1990. Selain itu juga pernah belajar dari pakar jurnalistik Indonesia, yaitu Bapak RD Daluas (anggota PWI, mantan wartawan Kompas, dan Bos Perusahaan Media Cetak Fokus Group) yang pada tahun 1999 merintis kerjasama dengan BPS RI membetuk Koran Data. Terima kasih penulis ini haturkan kepada Beliau atas ilmu yang disampaikan. Namun sangat disesalkan, karena satu dan lain hal, Koran Data tidak pernah bisa terbit.

Sehari-hari pria ini bekerja di BPS Kabupaten Brebes sebagai Kepala Seksi Statistik Distribusi. Jabatan itu dipangku sejak tahun 2003. Dan sejak tahun itu pula terbit Berita Resmi Statistik BPS Kabupaten Brebes tentang inflasi. Tulisan-tulisan tersebut bisa dibaca pada web blog http://distribusibrebes.wordpress.com atau bisa juga Anda cari dengan search engine www.google.com dengan kata kunci inflasi brebes. Selain itu pembaca juga bias mengunduh atau mendownload pressrelease inflasi pada web site http://www.4shared.com dengan kata kunci sama.

Saat ini pria yang memiliki seorang istri dan tiga orang putra yang sangat dibanggakan ini disibukan untuk mengunggah atau meng-upload press release lama. Hingga tulisan ini dibuat sudah diunggah pressrelease inflasi Januari 2003 Brebes hingga Desember 2006 dan dari pressrelease Desember 2009 hingga Juni 2010. Diharapkan akhir minggu ini sudah dilengkapi pressrelease Januari 2007 hingga Nopember 2008.

Bagi pembaca yang ingin bertukar pikiran dengan penulis, silakan beri komentar pada web blog ini.

Posting by Mohammad Nurdin

Persembahan

Setangkai rindu dan do’a untuk kedua orang tuaku tercinta :

-Emak Izatul Daulat (Allah yarham) & Abah Asy’ari –

Web Blog ini juga aku persembahkan kepada istriku tercinta, Sri Darwati, dan tiga putraku yang aku banggakan yaitu Hafiz Muzaffar, Azzam Murtadho, dan Farros Azmi.

Tentang Web Blog Ini

Web Blog ini dibuat sejak tanggal 11 Juli 2010.

Penulis adalah Mohammad Nurdin

Nama Web Blog : opinimasding. Mungkin ada yang bertanya kenapa namanya opinimasding. Diberi nama Opini opini karena kategori utama adalah dalam bentuk opini. Kedua , diberi nama masding karena itu adalah panggilan sehari-hari penulis di dalam keluarga. Sehingga diharapkan tercipta suasana kekeluargaan dalam web blog ini.

Alamat Email : mohnurdin@gmail.com

Kategori yang diusung adalah opini. Mengapa kategorinya opini? Ini berkaitan erat dengan kecenderungan penulis yang sebetulnya suka menulis kolom opini di surat kabar. Biasanya kolom opini ada di halaman 4. Pertama kali penulis menulis artikel adalah di Surat Kabar Manado Post yang beralamat di Jalan Babe Palar No. 54, Manado, Sulawesi Utara. Waktu itu penulis bertugas di BPS Provinsi Sulawesi Utara yaitu dari akhir tahun 1992 hingga awal tahun 1998.

Kategori-kategori lain yang akan diisikan adalah sbb : kursus statistik, obrolan, cerpen, dan puisi. Mungkin mendatang ada beberapa kategori yang akan dihapus di samping beberapa kategori yang akan ditambahkan, mengikuti perkembangan web blog ini.

Bentuk tulisan : adalah diharapkan tulisan yang benar-benar baru yang belum dimuat di media cetak atau elektronik manapun, kecuali untuk artikel opini terbaik.

Salam OpiniMasding

Tegal, 11 Juli 2010

Mohammad Nurdin