Cari Blog Ini

Kamis, 25 November 2010

Jesus' Sayings and Stories in Islamic Literatures (16)

141/303: Diriwayatkan bahwa Almasih berkata: "Barangsiapa diantara penghormat Allah dihormati oleh Allah, maka dia dihormati oleh seluruh makhluq."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar sejarah dari Andalusia yang kemungkinan besar keturunan Gothic Nasrani (Abu Bakr Muhammad bin 'Umar al-Qurthubi) Ibn al-Qutiyya (... - 367 H), Tarikh Iftitah al-Andalus.

142/303: Di dalam Injil tertulis: "Ya Bani Adam, ingatlah padaKu di saat engkau sedang marah, maka Aku akan ingat padamu di saat Aku marah. Merasa cukuplah dengan rezeki yang Aku berikan kepadamu, karena rezeki itu lebih baik daripada yang kau berikan sendiri kepadamu."
Keterangan:

Kalimat di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:

1. Sebenarnya kalimat di atas tidak termasuk kategori "Jesus' saying" ataupun "story", melainkan --tanpa melihat aspek keshahihannya-- hadits qudsi.
2. Dalam injil yang empat tidak terdapat kalimat di atas.

143/303: Isa berkata kepada Bani Israil: "Hukumlah seorang penjahat tidak dengan kejahatan, karena ini akan mebuat amal kalian mejadi hilang di dalam pandangan Allah."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.

144/303: Di zaman Isa ada seorang lelaki yang karena kekikirannya mendapat julukan Mal'un [=yang terkutuk]. Pada suatu hari datang seorang laki-laki, yang akan pergi berperang, menemui Mal'un dan berkata: "Mal'un, kalau engkau memberiku beberapa senjata yang bisa menolongku dalam pertempuran, kamu akan selamat dari api neraka." Tetapi Mal'un menolaknya dan tidak mau memberikan apapun. Ketika lelaki itu pergi, Mal'un menyesali keputusannya dan memanggil si lelaki itu kembali untuk diberikannya sebuah pedang. Ketika si lelaki itu pulang ke rumahnya dia bertemu Isa yang didampingi seorang saleh, yang tujuh puluh tahun lamanya mengagungkan Allah. "Dari mana kamu mendapat pedang ini?" tanya Isa. Si lelaki menjawab: "Mal'un memberikannya kepadaku." Isa senang mendengar kemurahan hati Mal'un. Ketika di kali berikutnya Isa dan si orang saleh lewat, Mal'un yang duduk di depan pintu rumahnya, berkata kepada dirinya sendiri: "Aku akan pergi dan menemui Isa serta si orang saleh ini." Ketika dia melakukan ini si orang saleh berkata: "Aku akan menghindar dari Mal'un, sebelum dia membakarku dengan apinya." Maka Allah mewahyukan kepada Isa: "Katakan kepada hambaku yang berdosa ini [Mal'un]: 'Aku mengampuni engkau karena kemurahan hatimu, yang dengannya engkau memberikan pedang, dan karena kecintaanmu kepada Isa; dan katakan kepada si orang saleh, bahwa Mal'un akan menjadi temannya di surga." Si orang saleh berkata: "Allah adalah saksiku, aku tidak mau berada di surga bersama Mal'un, dan aku tidak perlu seorang teman seperti dia!" Allah Yang Mahakuasa berfirman melalui Isa: "Engkau tidak puas dengan keputusanKu, dan engkau telah berkata buruk tentang hambaKu. Karenanya Aku akan melihat engkau dihukum di neraka. Aku telah menukar tempat kalian: tempatmu di surga untuk hambaKu [Mal'un] dan tempatnya di neraka untukmu."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Rujukan silang atas kisah di atas:

* (Ahmad bin 'Abdallah) Abu Nu'aim al-Isbahani (... - 430 H), Hilyat al-Auliya' wa Tabaqat al-Asfiya, 8:147 [variasinya];
* (Abu al-Qasim) Al-Qusyairi (... - 465 H), Al-Risala al-Qusyairiyya fil 'Ilm al-Tasawwuf [variasinya];
* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 4:150 [variasinya];
* (Abu Muhammad 'Abdallah bin Ahmad) Ibn Qudama al-Maqdisi (... - 620 H), Kitab al-Tawwabin.

145/303: Isa memasuki sebuah desa, tempat seorang penghalus kain tinggal. Para penduduk desa berkata kepada Isa: "Tukang penghalus kain ini merusak baju-baju kami dan menutup-nutupinya. Mintakanlah kepada Allah agar dia tidak kembali kepada kami beserta buntelannya." Isa berdoa: "Ya Allah, jangan biarkan dia kembali bersama buntelannya." Ketika si penghalus kain --yang membawa tiga potong roti-- sedang mengerjakan pekerjaannya, mendekatlah seorang wali yang mengagungkan Allah di gunung-gunung. Si wali menyapa si tukang dan berkata: "Punyakah engkau sepotong roti yang bisa kumakan, atau [paling tidak] tunjukkanlah sepotong roti sehingga aku bisa melihat dan mencium baunya. Aku sudah sejak sekian lama tidak memakan roti." Si tukang memberikannya sepotong roti. Si wali berkata: "Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan membersihkan hatimu." Si tukang memberikannya roti kedua; si wali pun berkata: "Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang." Ketika si tukang memberikan roti ketiganya, si wali berkata: "Semoga Allah mendirikan sebuah rumah untukmu di surga." Malam itu juga si tukang kembali [ke desanya] dengan aman; para penduduk desa berkata: "Ya Isa, si tukang penghalus kain telah kembali." Maka Isa memanggilnya: "Katakan kepadaku apa yang telah engkau lakukan hari ini!" Si tukang menjawab: "Seorang wali yang berkelana di pegunungan ini mendekatiku. Dia memintaku memberikan makanan, maka aku beri dia tiga potong roti, dan untuk setiap roti yang aku berikan, dia berdoa untukku." Isa berkata: "Berikan kepadaku buntelanmu, agar aku bisa melihat isinya!" Si tukang memberikan buntelannya kepada Isa yang kemudian membukanya; dan Isaa menemukan di dalamnya seekor ular hitam yang dirantai. Isa berseru: "Ya hitam!" [di sini terjemahannya tidak begitu pasti, mungkin juga seharusnya "Ya ular!"] Sang ular menjawab: "Aku siap ya Nabiyullah!" "Apakah engkau tidak dikirim ke tukang ini [untuk menggodanya?]?" tanya Isa. "Ya," jawab sang ular, "tetapi seorang wali yang berkelana di pegunungan ini datang kepadanya dan meminta makanan. Untuk setiap roti yang diberikannya dia berdoa untuknya, sementara di sampingnya berdiri satu malaikat yang berkata 'Amin!' Maka Allah Yang Mahaperkasa mengutus satu malaikat [lain] untuk merantaiku." Isa berkata: "Hai tukang, pergilah kembali ke pekerjaanmu. Allah telah memaafkanmu, karena Dia memuji kemurahanmu."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:

Menurut Tarif Khalidi pada zaman dahulu di Timur Tengah pekerjaan penghalus kain tidak disukai orang karena sering dicurigai banyak mengandung unsur penipuan.

146/303: Kalau kalian ingin berpuasa seperti Isa, [ketahuilah bahwa] Isa berpuasa setiap hari dan tidak makan apapun selain gandum. Dia senantiasa mengenakan [pakaian dari] bulu kasar; dan apabila malam tiba, berdiamlah dia [di situ juga] untuk berdoa hingga fajar tiba. Dia tidak pernah meninggalkan sebuah tempat tanpa sebelumnya shalat dua rakaat. Jika kalian ingin berpuasa seperti ibunya, [Maryam] sang perawan, [maka ketahuilah bahwa] dia senantiasa berpuasa dua hari dan berbuka dua hari berikutnya.
Keterangan:

Ajaran di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.

147/303: Di dalam Injil tertulis: "Barang siapa menebar keburukan, dia akan menuainya juga."
Keterangan:

Hal di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:

Di dalam injil yang empat tidak terdapat kalimat di atas; tetapi yang bunyinya mirip bisa ditemui di Ayyub 4:8.

148/303: Di dalam kitab-kitab Injil tertulis: "Ya Bani Adam, Allah akan bermurah hati kepadamu sebagaimana engkau bermurah hati. Bagaimana engkau mengharapkan kemurahhatian Allah, sementara engkau tidak bermurah hati kepada hamba-hambamu?"
Keterangan:

Hal di atas disampaikan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Catatan:

Bandingkan Lukas 6:36.

149/303: Isa berkata: "Apa gunanya bagi seorang buta sebuah lampu yang dengannya hanya orang lain bisa melihat? Dan apa gunanya bagi sebuah rumah yang gelap sebuah lampu yang dipasang di atas atap? Dan apa gunanya bagimu banyak berbicara indah tetapi kamu tidak mengamalkannya?"
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.

150/303: Isa melewati sebuah desa di dekat sebuah gunung yang dari sana terdengar suara tangisan dan ratapan. Isa bertanya kepada penduduk desa: "Tangisan dan ratapan apa dari gunung ini?" Mereka menjawab: "Sejak kami tinggal di desa ini kami sudah mendengar tangisan dan ratapan ini." Isa berkata: "Ya Allah, izinkalah gunung ini berbicara kepadaku." Allah membuat gunung itu berbicara, dan gunung itu berkata: "Apa yang kau inginkan dariku Isa?" "Katakan kepadaku mengapa kau menangis?," pinta Isa. Gunung itu menjawab: "Aku adalah gunung yang dulu digunakan orang sebagai bahan pembuat berhala untuk disembah selain Allah. Aku takut Allah akan melemparkanku ke api neraka, karena aku mendengar Allah berfirman: 'Dan hati-hatilah jangan sampai kalian masuk ke api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu.'" Allah mewahyukan kepada Isa untuk dikatakan kepada gunung itu: "Hiduplah dengan damai, karena Aku telah melindungimu dari neraka."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh ulama fiqh (Abu al-Laits Nashr bin Muhammad) Al-Samarqandi (... - 373 H), Tanbih al-Ghafilin.
Rujukan silang atas kisah di atas:

* (Muhammad bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (... - 520 H), Siraj al-Muluk.

Catatan:

Bandingkan pula QS Al-Baqarah 24 "... peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."

Sumbangan: Jajang Kurniawan [Jajang.Kurniawan@Allianz.co.id] melalui milis hikmah@isnet.org

Sumber : http://media.isnet.org/antar/jsi/index.html

Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar