Cari Blog Ini

Minggu, 21 November 2010

Jesus' Sayings and Stories in Islamic Literatures (12)

101/303: Almasih berkata: "Beradalah di tengah-tengah, terarah dengan benar, tetapi tunjukan sikap yang moderat."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad 'Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (... - 271 H), Kitab 'Uyun al-Akhbar, 3:21.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu 'Utsman 'Amr bin Barr) Al-Jahiz (... - 255 H), Al-Bayan wa al-Tabyin, 1:256 [di sini diriwayatkan sebagai perkataan 'Ali bin Abi Thalib];
* (Abu al-'Abbas Muhammad bin Yazid) Al-Mubarrad (... - 285 H), Al-Kamil, 1:210 [variasinya];
* (Abu al-Qasim 'Ali bin al-Hasan) Ibn 'Asakir (... - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 152.

102/303: Almasih berkata: "Kalian tidak berzina selama kalian menundukkan pandangan kalian."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad 'Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (... - 271 H), Kitab 'Uyun al-Akhbar, 4:84.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu al-Husain) Warram bin Abi Firas (... - 606 H), Majmu'at Warram: Tanbih al-Khawatir wa Nuzhat al-Nawazir, 1:62 [variasinya].

Catatan:

Bandingkan juga Matius 5:27-28.

103/303: Isa menghampiri seekor sapi yang sedang beranak dengan kesusahan. "Ya Kalamullah," kata si sapi, "doakanlah agar Allah membebaskan aku [dari derita ini]." Isa berdoa: "Ya Pencipta ruh dari ruh. Engkau yang mengeluarkan ruh dari ruh, bebaskanlah sapi ini." Sapi itu kemudian melahirkan anaknya.
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Muhammad 'Abdallah bin Muslim) Ibn Qutaiba (... - 271 H), Kitab 'Uyun al-Akhbar, 4:123.

104/303: Isa berkata: "Aku memikirkan penciptaan [alam semesta] dan berkesimpulan bahwa yang tidak diciptakan, menurutku lebih berbahagia daripada yang diciptakan."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Kitab al-Asyraf.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu al-Qasim 'Ali bin al-Hasan) Ibn 'Asakir (... - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 104-105.

105/303: Isa berkata: "Allah adalah saksiku bahwa dunia ini tidak tinggal di dalam hati seorang hamba tanpa membuat sang hati bersentuhan dengan tiga hal: - pekerjaan yang bebannya tidak akan berkurang, - kemiskinan yang tidak bisa dientaskan, - dan harapan yang tidak bisa terpenuhi. Dunia ini mengejar dan dikejar. Dia mengejar orang yang mencari ahirat hingga hidupnya menemui akhirnya, sementara akhirat mengejar orang yang mencari dunia ini, hingga ajal datang dan mencengkram punggungnya."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 162.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu al-Qasim 'Ali bin al-Hasan) Ibn 'Asakir (... - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 147;
* (Muhammad Murtadha bin Muhammad al-Husaini) Al-Zabidi (... - 1205 H), Ithaf al-Sada al-Muttaqin bi Syarh Asrar Ihya' 'Ulum al-Din, 9:332.

106/303: Dikabarkan bahwa Isa melihat wujud dunia dan bahwa ia melihatnya dalam sosok seorang wanita tua ompong yang dipenuhi oleh segala jenis perhiasan. "Berapa banyak laki-laki yang telah menikahimu?" tanya Isa kepadanya. "Aku tidak bisa menghitungnya," jawab dunia. "Apakah mereka telah mati mendahuluimu, atau apakah mereka menceraikanmu?" tanya Isa. "Bukan ini dan bukan itu, melainkan aku telah membunuh mereka semuanya," jawab dunia. Isa berkata: "Alangkah menyedihkannya para suamimu yang masih hidup. Karena mereka tidak belajar dari para suamimu yang terdahulu, dan juga tidak berhati-hati padamu."
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 27.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 3:210;
* (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... - 241 H), Kitab al-Zuhd, 363 [variasi yang tidak menyebut ini sebagai kisah Isa].

107/303: Isa berkata: "Hati seorang yang beriman tidak bisa menyimpan kecintaan kepada dunia ini dan dunia nanti sekaligus, sebagaimana tidak mungkinnya sebuah panci menyimpan air dan api sekaligus."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 76.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 3:200.

108/303: Suatu hari seorang laki-laki menemani Isa dan berkata kepadanya: "Aku ingin pergi bersamamu dan menjadi teman perjalananmu." Mereka pergi dan sampai ke tepi sebuah sungai di mana mereka duduk untuk makan. Mereka membawa tiga potong roti. Mereka memakan dua potong, roti ketiga tersisa. Kemudian Isa berdiri dan berjalan ke sungai untuk minum. Ketika kembali dia melihat roti yang ketiga sudah tidak ada, dan karenanya dia bertanya kepada si laki-laki itu: "Siapa yang memakan roti itu?" "Aku tidak tahu," jawab dia. Isa meneruskan perjalanannya bersama laki-laki itu, dan melihat seekor kambing dengan dua anaknya. Isa memanggil satu dari kedua anak kambing itu, dan anak kambing itu menghampirinya. Isa menyembelihnya, memanggang sebagian [daging-]nya, dan makan bersama teman perjalanannya. Isa lalu berseru kepada hewan muda [= anak kambing yang sudah disembelih] itu: "Bangkitlah, insya Allah!" Anak kambing itu bangkit [= hidup lagi] dan pergi. Isa berbalik ke teman perjalanannya: "Aku bertanya kepadamu, demi Dia yang menunjukkan mukjizat ini kepadamu: Siapa yang mengambil roti tadi?" "Aku tidak tahu," jawab laki-laki itu. Kemudian keduanya sampai ke sebuah danau besar yang berada di sebuah lembah. Isa memegang tangan laki-laki itu, dan keduanya berjalan di atas air. Ketika keduanya sudah menyeberangi danau itu, Isa berkata kepadanya: "Aku bertanya kepadamu, demi Dia yang menunjukkan mukjizat ini kepadamu: Siapa yang mengambil roti tadi?" "Aku tidak tahu," jawab laki-laki itu. Mereka kemudian sampai ke sebuah gurun pasir tak berair dan duduk di atas tanah. Isa mulai mengumpulkan sedikit tanah dan pasir, dan lalu berkata: "Jadilah emas, insya Allah!" Campuran tanah dan pasir itu menjadi emas, Isa membagi emas itu dalam tiga bagian: "Sepertiga untukku, sepertiga untukmu, dan sepertiga lainnya untuk orang yang mengambil roti tadi." Maka menjawablah si laki-laki: "Akulah yang memakan roti itu." Isa berkata kepadanya: "Semua emas ini milikmu." Kemudian Isa meninggalkannya. Dua orang lelaki lain mengejutkan si laki-laki yang membawa emas di gurun pasir itu, mereka berniat merampok serta membunuhnya. Si laki-laki berkata kepada mereka: "Marilah kita bagi tiga emas ini, dan seorang di antara kalian harus pergi ke kota untuk membeli makanan." Seorang dari dua laki-laki itu disuruh pergi ke kota, dan dia [= yang pergi ke kota] berpikir: "Mengapa aku harus berbagi emas dengan mereka? Aku lebih baik meracuni makanan ini, maka aku akan mendapat semua emasnya." Dia pun berangkat dan menjalankan rencananya. Sementara itu kedua orang yang tertinggal berbicara satu sama lain: "Mengapa kita harus memberinya sepertiga dari emas? Lebih baik kita bunuh saja dia kalau dia kembali, dan jatah emasnya kita bagi dua." Ketika orang yang pergi ke kota itu datang lagi, mereka berdua membunuhnya, kemudian menyantap makanan beracun yang dibawa orang itu, dan mati. Semua emas tertinggal di gurun pasir, di samping tiga jasad yang mati. Isa datang melewati, melihat mereka dalam keadaan seperti itu, dan berkata kepada para muridnya: "Itulah dunia. Berhati-hatilah padanya!"
Keterangan:

Kisah di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 87.
Rujukan silang atas kisah di atas:

* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 3:267;
* (Muhammad bin 'Ali) Abu Thalib al-Makki (... - 386 H), Qut al-Qulub fi Mu'alamat al-Mahbub, 1:255;
* (Muhammad bin al-Walid bin Abi Randaqa) Al-Turtusyi (... - 520 H), Siraj al-Muluk;
* (Abu al-Qasim 'Ali bin al-Hasan) Ibn 'Asakir (... - 571 H), Sirat al-Sayyid al-Masih, 82;
* (Baha' al-Din Muhammad bin Ahmad) Al-Absyihi (... - 892 H), Al-Mustatraf fi kulli Fannin Mustazraf, 2:263-264 [dengan sedikit variasi].

109/303: Isa berkata: "Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, sebagaimana halnya orang yang sakit tidak mempedulikan makanan karena dia merasakan nyeri, maka orang yang mencintai dunia ini tidak senang pada ibadah dan tidak mempedulikan kenikmatan ibadah gara-gara kecintaan pada dunia ini. Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, apabila seekor hewan penarik beban tidak diarahkan dan dituntun, dia akan bertingkah semaunya dan mengubah tabiatnya. Dan demikian pula hati akan menjadi keras dan tak berperasaan apabila tidak diperlunak dengan ingatan akan mati und upaya untuk beribadah. Sesungguhnya kukatakan kepada kalian, apabila permukaan air tidak pecah, maka ia bisa menahan madu. Maka demikian juga hati bisa menjadi bejana penuh hikmah apabila ia tidak dikerubuti nafsu, dirusak iri hati, dan diperkeras oleh kemubaziran."
Keterangan:

Ucapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 90.
Rujukan silang atas ucapan di atas:

* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 3:222.

110/303: Orang bertanya kepada Isa: "Mengapa engkau tidak mencari sebuah rumah tempat engkau tinggal?" Isa menjawab: "Cukuplah bagi kita reruntuhan orang-orang sebelum kita."
Keterangan:

Percakapan di atas diriwayatkan oleh pakar hadits (Abu Bakr 'Abdallah bin Muhammad) Ibn 'Abi al-Dunya (... - 281 H), Mausu'at Rasa'il Ibn Abi al-Dunya, 129.
Rujukan silang atas percakapan di atas:

* (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 3:200.

Catatan:

Bandingkan "Jesus' Sayings and Stories in Islamic Literature" no. 60.

Sumbangan: Jajang Kurniawan [Jajang.Kurniawan@Allianz.co.id] melalui milis hikmah@isnet.org


Sumber : http://media.isnet.org/antar/jsi/index.html

Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar