Oleh : Ustadz H. Mohammad Suharsono,Lc.,ME
(Biro Kepatuhan Syariah, Inisiatif Zakat Indonesia)
Suatu ketika seseorang yang ditanya tentang pekerjaannya, ia dengan spontan
menjawab : ”Dunia semua itu, ga usah kita pikirkan…”
tidak berapa lama iapun dikeluarkan dari tempatnya bekerja dan hidupnya bergantung dari pemberian orang lain.
Begitulah sebagian orang mengartikan zuhud dengan cara meninggalkan semua urusan dunia, sampai pekerjaannya seolah-olah itulah zuhud yang sesungguhnya.
Imam Ibnu Qudamah mengatakan : Zuhud terhadap dunia adalah berpalingnya keinginan dari sesuatu kepada apa yang lebih baik darinya. Sesuatu yang dia berpalingnya tersebut harusnya sesuatu yang memang diinginkan/diminati dengan alasan tertentu.
Maka siapa saja yang berpaling dari sesuatu tetapi tidak diminati dan tidak dicari, ia bukan termasuk dari zuhud, seperti orang yang tidak mau makan tanah, dia bukanlah orang yang zuhud.
Meninggalkan harta dengan memberikannya karena kemurahan hati atau dermawan, (menunjukkan) mendekatkan hati manusia, bukan termasuk zuhud, akan tetapi zuhud itu meninggalkan dunia karena mengetahui kerendahannya dibandingkan dengan nilai akhirat.
Allah swt berfirman :
“…katakanlah kesenangan dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa..”
(QS. An-Nisa : 77)
"apa yang ada disisimu akan lenyap dan apa yang disisi Allah adalah kekal …” (QS. An-Nahl : 96)
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Thaha : 131)
Rasulullah saw berpesan :
Dari Anas, Rasulullah saw bersabda : "Siapa saja di waktu pagi pikiran utamanya adalah dunia, maka Allah akan menceraiberaikan urusannya, memisahkan harta miliknya, menjadikan kefakiran di depan kedua matanya, dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuknya. Siapa saja di waktu pagi pikiran utamanya adalah akhirat, maka Allah akan menyatukan pikirannya, menjaga harta miliknya, dan menjadikan kekayaannya didalam hatinya, serta dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk". (HR Tirmidzi (2465) dan Ibnu Majah (4105) dan dishahihkan oleh Albani)
Yahya bin Muadz
berkata : “Dunia seperti pengantin wanita, siapa saja yang mencarinya maka ia akan menjadi tukang sisir baginya, sementara orang yang zuhud akan menghitamkan wajahnya, mencabuti rambutnya dan membakar bajunya. Dan orang yang berilmu tentang Allah akan menyibukkan diri dengan Allah dan meninggalkannya.
Wallahua’lam bishowab
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar