Aamanar
rasuulu bimaa unzila ilaihi mirrabbihi wal mukminuun. Kullun aamana billaahi wa
malaa-ikatihi wa kutubihi wa rusuli. La nufarriqu baina ahadim mir rusulih. Wa
qaaluu sami’naa wa ‘atha’naa ghufraanaka rabbana wa ilaikal mashiir. La
yukallifullaahu nafsan illa wus’aha. Lahaa ma kasabat wa ilaihaa maktasabat.
Rabbana laa tu-akhidznaa innasinaa au-akhthakna. Rabbana wa hamaltahuu ‘alal
ladziina ming qablina. Rabbana wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqatha lanaa bih.
Wa’fuannaa waghfirlanaa warhamna anta maulaanaa fansurnaa ‘alal qaumil
kaafiriin.
“Rasul
telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah juga
beriman pada malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
Mereka mengatakan, ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan
yang lain) dari rasul-rasul-Nya’ dan mereka mengatakan, ‘kami dengar dan kami
taat,’ (mereka berdo’a), ‘Ampunilsh kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali.’ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya. (Mereka berdo’a), ‘Yan
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau membuat kesalahan.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Berilah
kami maaf, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka
tolonglah kami terhadap kaum kafir.”
(QS.
Al-Baqarah [2]: 285-286)
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar