Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juni 2014, 06:29 WIB
Isi Berita :
Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan tarif listrik industri, pengetatan anggaran kementerian, dan kenaikan upah buruh diyakini bakal memasung kinerja industri nasional.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan pertumbuhan industri manufaktur pada 2014 terancam menyusut dari target awal 2014 dari 6,4%--6,8% menjadi hanya 6,15%.
Banyaknya investasi kakap yang tertunda pada tahun depan juga membuat perkiraan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi 2013 sebesar 6,1%.
“Pada tahun ini melandai. Ini karena tarif listrik dan perubahan pemerintahan sehingga berdampak pada laju pertumbuhan. Sekarang realistis saja,” katanya, Selasa (17/6).
Langkah pemerintah yang baru saja memangkas belanja kementerian/lembaga turut mengurangi peran sektor industri yang pada akhirnya sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, hajatan pemilihan presiden dapat menghambat sebagian investor untuk masuk. Dalam kondisi seperti ini, dunia usaha kesulitan berhubungan dengan pemerintah karena mekanisme birokrasi kurang berjalan efektif.
Atas dasar itu, Kementerian Perindustrian menurunkan target investasi manufaktur 2014. Investasi di sektor industri berdasarkan penanaman modal lokal dan asing pada tahun ini diperkirakan hanya Rp162,35 triliun atau anjlok 26,2% terhadap realisasi investasi pada 2013 sekitar Rp220 triliun.
Sepinya investasi terlihat pada salah satu sektor industri prioritas Kementerian Perindustrian, yakni industri padat karya. Hingga kuartal I/2014, belum ada investasi besar pada sektor ini yang masuk ke Indonesia.
“Saya berani memperjuangkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Syaratnya ada dua yaitu anggaran ditambah dan infrastruktur dilengkapi.”
Sekjen Kemenperin Anshari Bukhari mengatakan industri padat karya berkaitan erat dengan upah minimum regional (UMR). “Ini masalahnya UMR yang rentan menjadi konsumsi politik. Pada 2015 harus ada kepastian supaya investor bisa masuk,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengakui minat investasi yang masuk ke Indonesia sepi pada tahun ini. Hal ini disebabkan biaya produksi di dalam negeri cukup tinggi sehingga perusahaan akan sulit meningkatkan daya saing.
Minimnya investasi membuat pertumbuhan industri non migas pada kuartal I/2014 menurun.
Staf Khusus Menteri Perindustrian Erna Zetta mengatakan pada tahun politik ini investasi memang sudah diproyeksikan turun karena banyaknya investor yang wait and see.
“Secara keseluruhan, kelompok industri nonmigas itu diproyeksikan turun. Angka-angka yang keluar pada kuartal I anjlok. Memang tren secara keseluruhan turun karena proyeksi PDB sektor nonmigas,” ujarnya.
DAYA SAING
Akan tetapi, anggota Komisi XI DPR Sadar Subagyo meyakini industri manufaktur Tanah Air tidak akan kehilangan daya saing karena industri serupa di negara lain pun tidak mendapatkan fasilitas subsidi.
“Barangkali kita sudah terbiasa dengan berbagai fasilitas sehingga begitu dikurangi sedikit saja, langsung protes. Kita sekarang best practise-nya di dunia seperti apa, ya ikuti saja,” katanya.
Sadar berpendapat seharusnya dunia usaha bisa memahami alasan kenaikan tarif listrik industri non go public setelah sebelumnya dikenakan kepada industri go public.
Menurutnya, DPR dan pemerintah terpaksa menaikkan tarif listrik pada enam golongan pelanggan untuk mengurangi pembengkakan subsidi akibat pelemahan kurs.
Dalam keputusan sementara Badan Anggaran DPR dengan pemerintah, subsidi listrik ditetapkan Rp103,82 triliun, lebih rendah dari usulan pemerintah Rp107,1 triliun, meskipun naik signifikan dari pagu APBN 2014 senilai Rp71,4 triliun.
"Subsidi memang seharusnya diberikan kepada mereka yang membutuhkan," ujar Sadar yang anggota Fraksi Partai Gerindra ini.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung menjelaskan korelasi tarif listrik industri dengan pertumbuhan sektor itu tidak terlalu
erat. “Yang lebih penting sebenarnya faktor permintaan, baik dari domestik maupun global,” katanya.
Ingin mengetahui informasi lainnya? Silakan kunjungi epaper.bisnis.com atau klik di sini.
Source : Bisnis Indonesia (18/6/2014)
Editor : Saeno
Sumber : http://koran.bisnis.com/read/20140618/244/236847/tekanan-dunia-usaha-meningkat-laju-industri-melambat
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar