Cari Blog Ini

Senin, 21 September 2015

Ujian Dunia

Perihal dunia sering kita berebutan ibarat serigala lapar. Belum lama di tempat kerja saya, di mana sang komandan, Kepala kurang berperan maka peran dilakukan oleh para pengawas. Saya salah satunya. Ada kegiatan besar yang seharusnya melibatkan seluruh unsur pimpinan namun satu pengawas pemilik kegiatan memborong semua kegiatan. Konsekuensinya dana pun terserat ke seksi itu dan sedikit ke yang lain. Lalu apa yang saya rasakan dan beberapa teman yang lain adalah ungkapan kata "Kemaruk! (artinya serakah)".

Teman saya ini mungkin pintar karena dia sudah berpendidikan universitas tetapi menurut saya tidak/kurang cerdas. dalam artian karena merasa memiliki kegiatan tersebut dia merasa tidak perlu berbagi dengan lain. Padahal manusia cenderung kikir dan perhitungan. Dalam kelapangan dana tidak mau berbagi maka sulit mengharap orang lain membantu bila dia dalam kesempitan dana. Tetapi uang (dunia) mungkin telah membutakan mata hatinya.
Demikianlah dunia ini bila jauh dari qonaah maka tiada kata cukup. Dunia akan menarik para pengejarnya menuju ke bawah, bumi dan di dalam bumi (kematian). Perhatikanlah orang-orang yang menikmati dunia seperti penggemar makanan. Perut menjadi buncit. mengidap banyak penyakit. Hasil survei yang pernah saya dengar orang yang gemuk (kegemukan atau obesitas) cenderung berusia pendek. Kedua penggemar wanita sebagai salah satu perhiasan dunia. Bila tidak terkendali dan sering mencari wanita demi kesenangan sesaat apa hasilnya. Penyakit kelamin dan kehinaan bila menjadi pejabat publik kemudian tertangkap oleh mata kamera dan disiarkan ke publik. Belum lagi karena kecintaan akan dunia tidak lagi melihat halal dan haram. Ujung-unjungnya menjadi tersangka KPK. Stress, sakit dan akhirnya mengantarkan lebih cepat ke liang lahat.
Dunia ibarat air segara (lautan). Semakin diminum semakin kita haus dan hasil akhirnya kita mati karena dehidrasi. Padahal kita banyak meminum air laut tetapi malah dehidrasi. Paradox. Hal ini karena air garam itu justru menyerap air dalam tubuh.
Kebutuhan kita terhadap dunia sekedarnya saja. Dunia harus dijadikan ladang akhirat. Berharta banyak tidak masalah selama banyak digunakan untuk berbagi dengan sesama dan demi jihad di jalan Allah seperti yang dilakukan para sahabat nabi : Abu Bakar Assidieq ra, Utsman bin Affan ra, Abdurrahman bin Auf dan sahabat nabi yang pengusaha lainnya.
Jadi bijaklah mengendalikan hasrat dunia sehingga kitalah yang mengendalikan dunia bukan dikendalikan dunia.
 
Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar