Kita mempunyai nama, definisi diri, identitas pribadi kita sendiri. Bagaimanakah dengan identitas tersebut ketika kita menikah dan mempunyai anak? Kalau Anda ingin menikmati kehidupan keluarga, identitas tersebut harus diubah. Ini tidaklah berarti bahwa tidak ada lagi yang merupakan Anda, atau unuk Anda. Tetapi itu memang berarti bahwa bagian dari diri Anda adalah keluarga Anda, dan tidak mungkin memahami Anda tanpa memahami fakta tersebut.
***
"Yang aneh adalah, kita semua pernah mendengar klise tentang anak-anak, tentang pengalaman yang seharusnya kita alami ini", katanya. "Setiap klise itu ternyata benar. Lebih dari benar, sebab sesungguhnya lebih intensif, lebih mendalam, lebih besar, lebih luas, lebih kaya, lebih mengagumkan daripada klise yang mana pun. Hampir-hampir tak terlukiskan. Dampaknya terhadap hati Anda pokoknya nikmat. Dan mudah-mudahan itu juga terjabarkan ke dalam hal-hal lainnya juga dalam kehidupan seseorang".
Richard mengatakan bahwa menjadi Ayah itu mempengaruhi bahkan detil-detil terkecil dari kehidupannya. "Ketika sedang bersama putra saya, terus saja nsaya mengiyakan apa pun yang dibutuhkannya : 'Ya, ya, ya'". Antara lain, ini berarti Richard telah menonton film kesukaan putranya seratus kali.
Tetapi menjadi Ayah juga mengubah pandangan Richard tentang dirinya sendiri dan pendekatannya terhadap pekerjaannya. "Dengan cara yang sederhana, praktis, dan sangat langsung, mempunyai anak sendiri dan mewujudkan kasih dan perasaan melindunginya itu menjadikan segalanya lebih intensif. Anda mempunyai sumur perasaan untuk digali, yang menghubungkan Anda dengan demikian banyak emosi manusia".
***
Pria yang menganggap anak-anaknya sebagai bagian dari identitasnya itu dua kali lebih mungkin tanggap terhadap kebituhan mereka dan mempunyai keterikatan emosional yang kuat terhadap anak-anaknya, dan lebih kecil kemungkinannya bersikap kasar dan apatis. (Fox, G., and C. Bruce, 2001. "Conditional Fatherhood : Identity Theory anda Parental Investment Theory as Alternative Sources of Explanation of Fathering."Journal of Marriage & the Family 63 : 394-403)
Sumber : David Niven, Ph. D, 100 Rahasia Sederhana Keluarga Bahagia, Interaksara, Batam, 2006
***
Adalah pengalaman yang sangat menyenangkan bagi saya bermain dan belajar bersama anak. Melihatnya tumbuh. Mengajarkan apa-apa yang kita ketahui untuk anak kita. Membacakan cerita atau dongeng. Apalagi terhadap anak-anak yang masih balita. Usia-usia keemasan atau golden age. Sayang sekali kita lewatkan karena masa itu tidak pernah berulang.(masding)
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar