Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Maret 2011

Akhir Kehidupan Seseorang

Penilaikan kita terhadap seseorang tidak bisa hanya pada saat sekarang tetapi pada saat akhir hayatnya, karena akhir kehidupan seseorang dinilai pada hasil akhir bukan pada proses. Hasil akhir itu jelas karena satu kali yaitu pada ujungnya sedangkan proses itu panjang, sepanjang umur seseorang.
Berikut kutipan yang saya ambil dalam Syaikh Shafiyyur al-Mubarak Furi, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, 2006 sebagai berikut :

Imam al-Bukhari berkata : “Aisyah ra berkata : “Jika engkau kagum terhadap bagusnya amal muslim, maka bacalah ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-oarng mukmin akan melihat perbuatanmu itu.”(Fa-hul Baari XIII/512). Juga disebutkan dalam hadits yang semisal dengannya, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Anas, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Janganlah kalian kagum dengan (amal) seseorang sampai kalian melihat dengan apa ia menutup umurnya, sebab bisa jadi seseorang beramal shalih sepanjang umurnya atau sebagian besar dari usianya, yang seandainya saja ia mati dalam keadaandemikian maka ia akan masuk Surga. Tetapi kemudian ia berubah dan beramal dengan amal buruk. (Jangan pula kalian memvonis seseoarang masuk neraka), sebab bisa jadi seseorang hamba beramal keburukan pada sebagian besar umurnya, yang jika ia meninggal dalam keadaan demikian , ia masuk Neraka. Tetapi kemudian ia berubah dan mengerjakan amalan shalih (di akhir hayatnya). Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah akan memberikan taufik sebelum wafatnya.”

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana cara Allah memberikan taufik kepadanya?”

Beliau menjawab: “Allah memberinya petunjuk untuk beramal shalih kemudian mewafatkannya dalam keadaan demikian.”

(Ahmad III/120 [Shahih : Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shaahiihul Jaami'(no. 305)] Imam Ahmad meriwayatkannya sendirian.

Website : http://ibnukatsir.com


Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar