Jakarta (ANTARA) - Stroke atau serangan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular (PTM).
"Data kematian akibat PTM yang tadinya 41,7 persen pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke sebesar 15,4 persen," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika membuka pertemuan regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara yang membahas penanggulangan penyakit tidak menular yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta, Selasa.
Menkes menambahkan angka prevalensi PTM di Indonesia cukup tinggi yang meliputi penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit tulang dan otot (muskuloskeletal) serta kecelakaan lalu lintas.
Selain itu prevalensi faktor resiko PTM juga tinggi Seperti obesitas, makanan beresiko, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, merokok dan masalah kejiwaan.
"Kementerian Kesehatan memberikan perhatian serius dalam pengendalian PTM dengan membentuk unit khusus PTM sejak 2006 dengan program prioritas penyakit jantung, penyakit kanker, penyakit kronis dan generatif, diabetes mellitus dan penyakit metabolik serta kecelakaan dan cidera," ujar Menkes.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan disebut Menkes adalah pembentukan jejaring PTM dengan programnya antara lain intervensi berbasis masyarakat yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang melakukan "screening" faktor resiko PTM dan penyuluhan pencegahan PTM.
"Program lain adalah pengendalian tembakau dengan kegiatan advokasi termasuk pembentukan aliansi walikota dan bupati, monitoring penggunaan tembakau serta menyusun peraturan perundangan," ujar Menkes.
Saat ini cakupan program PTM sudah mencapai 60 persen provinsi di tanah air dengan kegiatan utama yang dilakukan berupa sosialisasi dan advokasi, pengendalian faktor resiko, deteksi dini, manajemen kasus, surveilens epidemiologi, jejaring kemitraan, monitoring, KIE, evaluasi, pembiayaan dan ketenagaan.
"Data kematian akibat PTM yang tadinya 41,7 persen pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke sebesar 15,4 persen," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika membuka pertemuan regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara yang membahas penanggulangan penyakit tidak menular yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta, Selasa.
Menkes menambahkan angka prevalensi PTM di Indonesia cukup tinggi yang meliputi penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit tulang dan otot (muskuloskeletal) serta kecelakaan lalu lintas.
Selain itu prevalensi faktor resiko PTM juga tinggi Seperti obesitas, makanan beresiko, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, merokok dan masalah kejiwaan.
"Kementerian Kesehatan memberikan perhatian serius dalam pengendalian PTM dengan membentuk unit khusus PTM sejak 2006 dengan program prioritas penyakit jantung, penyakit kanker, penyakit kronis dan generatif, diabetes mellitus dan penyakit metabolik serta kecelakaan dan cidera," ujar Menkes.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan disebut Menkes adalah pembentukan jejaring PTM dengan programnya antara lain intervensi berbasis masyarakat yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang melakukan "screening" faktor resiko PTM dan penyuluhan pencegahan PTM.
"Program lain adalah pengendalian tembakau dengan kegiatan advokasi termasuk pembentukan aliansi walikota dan bupati, monitoring penggunaan tembakau serta menyusun peraturan perundangan," ujar Menkes.
Saat ini cakupan program PTM sudah mencapai 60 persen provinsi di tanah air dengan kegiatan utama yang dilakukan berupa sosialisasi dan advokasi, pengendalian faktor resiko, deteksi dini, manajemen kasus, surveilens epidemiologi, jejaring kemitraan, monitoring, KIE, evaluasi, pembiayaan dan ketenagaan.
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar