Berikut kutipannya :
Assessment Competency
Ditulis Oleh ibram_este
Saturday, 22 August 2015
Image Penulis sering salah menulis kata-kata seperti yang ada dalam judul. Seperti juga banyak yang lain, maka penulis meng-Indonesia-kannya saja dengan ‘asesmen kompetensi’. Yang jelas, ada dua kata kunci disana, assessment dan competency. Dalam terjemahan sederhana, assessment diartikan sebagai sebuah (proses) penaksiran atau penilaian keadaan. Keadaan apa? Competency. Kata terakhir ini bermakna kemampuan atau kecakapan. Kemampuan (bekerja) di bidang atau unit kerja. Kalau kemampuan atau kecakapan seseorang adalah mengarsip surat-surat dengan rapi, maka tidak pas kalau dia ditempatkan di unit kerja mengurus kendaraan.
Apa saja bahan yang digunakan untuk proses asesmen kompetensi (hmm, penulis pake gaya penulisan Indonesia saja, karena kuatir salah tulis, dan repot membuatnya dalam tulisan italic atau bold) ini? Tentu saja ada instrumen-instrumen penaksiran atau penilaian, ada penyelenggara yang anggota-anggotanya disebut assessor (penaksir/penilai) yang memang ahli di bidangnya, dan ada tahapan-tahapan penilaian.
Bicara tentang kemampuan, atau kecakapan, atau kompetensi seseorang (dalam hal ini penulis fokus pada aparat pemerintah), maka dua hal jadi pertimbangan. Pertama adalah kemampuan intelensinya, kedua adalah kemampuan dan pemahaman atas tugas jabatannya. Atas dasar dua pertimbangan inilah dibangun instrumen penilaian. Untuk yang pertama (intelensi), maka instrumen yang dibangun mirip tes-tes IQ yang mungkin pembaca sudah sering mengikutinya. Tentu saja, soalnya bisa saja berbeda pada setiap tes yang anda ikuti. Prosesnya terkesan sedang ‘bermain’ (sebuah game), tapi instrumen itu dibangun sedemikian rupa agar potret intelensi anda dapat dinilai. Instrumen tersebut akan mampu mengungkap, seberapa jauh kecepatan, ketepatan, dan konsentrasi anda. Dengan instrumen itu akan terungkap, apakah anda seorang yang teliti, teledor, atau ‘panikan’. Dan dengan instrumen itu akan terungkap apakah anda benar-benar fokus, rensponsif, atau lamban. Huh, tanya lengkapnya kepada assessor. Yang jelas, ada ‘permainan’ menebak gambar, mencari pasangan, mencari yang beda, mencocokkan objek, mengambil putusan salah-benar, serta menilai (perilaku) diri anda sendiri.
Dimana tes kompetensi terhadap bidang tugas? Hmm, anda dihadapkan pada beberapa soal dan pertanyaan terhadap beberapa isu. Anda akan menjalani asesmen dengan instrumen berupa informasi dan kasus yang disajikan atau ditulis dalam banyak halaman kertas. Tugas anda adalah mempelajari secara seksama informasi dan kasus yang ada. Kalau anda seorang pimpinan sebuah unit kerja, maka tugas anda adalah menindaklanjutinya menjadi sebuah tindakan aksi dan atau merumuskan solusi pemecahan. Kalau anda staf atau bawahan, maka mungkin anda diminta cara melaksanakan sesuatu yang diperintahkan oleh atasan anda.
Selanjutnya, ada instrumen yang menggali pengetahuan dan pemahaman anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok kantor. Bisa jadi dia berupa konsep-konsep, bisa jadi dia berupa indikator-indikator. Anda ‘dilarang’ untuk ngomel, kalau ternyata anda dihadapkan pada materi yang benar-benar tidak pernah anda dengar, baca, atau ketahui. Hehe, maklum, yang buat soal juga manusia biasa. Apa yang dia pikir belum tentu apa yang anda ketahui. Upayakan saja untuk menjawabnya sebisa anda.
Pada penghujung tes, maka anda siap-siap untuk mengikuti interviu oleh assessor. Lagi-lagi, pemahaman dan kemampuan anda tentang tugas dan peranan anda dalam organisasi akan didalami. Bisa saja ketika tes tertulis tadi anda tidak dapat bercerita banyak, maka tahapan ini menjadi peluang yang harus anda gunakan untuk memperjelasnya lebih rinci kepada assessor (yang cukup agresif ‘mencecer’ anda dengan banyak pertanyaan).
Saran penulis, kalau anda masih sempat, cobalah berupaya mempelajari dan memahami tentang organisasi anda, visi-misinya, nilai intinya, dan tupoksi unit kerja maupun tanggung jawab anda. Tentu saja, penulis tidak menyarankan anda belajar secara khusus untuk ‘bermain’ game yang penulis ceritakan di awal tadi. Yang anda butuhkan hanyalah suasana batin yang baik.
Semoga, setelah menjalani asesmen kompetensi ini, anda dapat merasakan sesuatu yang baru, kesadaran akan diri anda, sampai dimana sebenarnya kemampuan anda dalam berperan dan bertanggung jawab atas sebuah tugas. Dan, itu adalah objektivitas yang sebenarnya. Salam, Ibram Syahboedin …
Sumber : http://www.boengzoe.com/
Posting by Mohammad Nurdin
Kepada Yth.
BalasHapusCEO / PEMILIK PERUSAHAAN / HRD / SDM / KEPEGAWAIAN
Semangat Pagi !!!
Disini kami bisa membantu Perusahaan Instansi Bapak Ibu untuk
MEMETAKAN, MENGANALISA, MEMBEDAH, MENYINGKAP & MENGUNGKAP tabir Rahasia POTENSI dan KARAKTER dalam hal KOMPETENSI PEKERJAAN setiap karyawan dan pegawai secara DETAIL, CEPAT & AKURAT. Sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan PASSION nya wal hasil akan maksimal dalam bekerja dibidangnya (on The Right Man On The Right Job).
Untuk selengkapnya silahkan hubungi kami di HP 0813 98 515657, 0858 90 333459, 0817 91 85625 atau buka di website kami www.gfast.id
Salam
Tim Gfast Indonesia