Setelah melakukan penelitian mendalam, akhirnya Tim Survey Identification & Design (SID) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menyerahkan hasil SID kepada Pemerintah Kabupaten Brebes.
SID dilakukan guna pemanfaatan lahan seluas 336 hektar di Dukuh Maribaya Desa Kalinusu Bumiayu milik Pemkab Brebes. Tim SID UGM merekomendasikan 104 hektar, untuk Pengembangan Padang Pengembalaan Kabupaten Brebes.
SID diserahkan Anggota Tim Prof Ir I Gede Suparto Budisatrio kepada Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati saat Rakor I di Grand Dian Hotel, Jalan Jendrl Sudirman Brebes, Jumat kemarin (11/3/2016).
Menurut Satrio, potensi lahan padang pengembalaan seluas 104 hektar di Dukuh Maribaya sangat cocok diterapkan karena tanahnya cukup subur. Apalagi, masyarakat setempat dan desa tetangga sudah memiliki ternak sapi dan kerbau dalam jumlah yang cukup banyak.
“Padang pengembalaan tersebut bisa menampung 50 ribu ekor sapi dan kerbau,” terangnya.
Hal ini bisa menjawab persoalan pembibitan sapi maupun kerbau yang masih menjadi problema bagi Indonesia. Selama ini yang dilakukan oleh masyarakat adalah penggemukan, tetapi untuk pembibitan sangat minim.
“Di Padang pengembalaan ini menjadi solusi untuk mengurangi impor bibit ternak sapi dan kerbau,” ungkap Satrio yang juga dosen Fakultas Peternakan UGM Yogya.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati menjelaskan, padang pengembalaan mendapat suntikan dana dari APBN PP sebesar Rp 5 Milyar. Dana tersebut untuk pembiayaan penanaman rumput unggul di padang pengembalaan seluas 100 hektar. Dan yang 4 hektar untuk pembuataan Unit Pengelolaan Kawasan (UPK).
Kelompok tani ternak, lanjut Yulia, yang tersebar di Maribaya, Kalinusu, Galuh Timur, dan Kalijurang akan mendapat fasilitas hak guna padang pengembalaan.
Dengan dilingkari pagar hidup dan pagar berduri, ternak dibiarkan mengembara dengan sesuka hati. “Padang di Desa Kalinusu ini merupakan tempat pengmbalaan satu-satunya di Jawa Tengah,” ungkap Yulia.
Tidak hanya itu, sambung Yulia, kawasan ini akan menjadi Pusat Studi Ruminansia (sapi local dan kerbau). Daerah lain yang sudah berjalan antara lain NTB, Sulawesi Utara, Papua dan Kalimantan Barat. “Di Papua yang tanahnya tandus juga bisa, masa di Brebes gak bisa?,” tandasnya.
Hadir dalam Rakor antara lain Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Ir Nugroho MM, yang antara lain mengatakan arti pentingnya padang pengembalaan. Karena secara fitrah, ternak itu ingin bergerak bebas dan kawin secara alami.
Demikian juga urine dan kotoran, akan menjadi pupuk dan memupuk sendiri. Bila padang yang tersedia tidak mampu menampung ternak lagi alias melebihi populasi, maka secara periodik akan dikeluarkan.
“Idealnya, 1 hektar dihuni 200 ekor sehingga kualitas padang dan peningkatan produktifitas ternak ruminansi bisa tercapai,” tahmbahnya.
Infrastruktur jalan
Terpisah, Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE mengatakan, Pemkab Brebes memiliki tanah seluas 336 hektar, 104 hektar diantaranya untuk padang pengembalaan.
Sedangkan sisanya 232 hektar akan digunakan sebagai wisata edukasi agro technopark, dan area pertanian terpadu untuk mendukung progam Kedaulatan Pangan. Budi daya tanaman jahe merah dan lahan hutan produksi dengan tanaman karet, bambu dan alba.
Infrastruktur pendukung jalan akses masuk lokasi juga akan di bangun. Jalan dibuat melalui jalur Talok-Maribaya sepanjang 7 kilometer dan Galuhtimur-Maribaya sejauh 3 kilometer.
“Sudah 15 tahun lahan tersebut tertidur dan seakan tidak ber-tuan, kami ingin mensejahterakan masyarakat dengan mendayagunakan potensi alam Brebes ini,” ucap Idza. (ILMIE)
Sumber : http://brebesnews.co/2016/03/lahan-104-h-di-kalinusu-bumiayu-akan-jadi-padang-penggembalaan-ternak/
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar