Cari Blog Ini

Minggu, 06 Oktober 2013

Sikap Integritas di Lingkungan BPS

Kita di lingkungan Badan Pusat Statistik memiliki slogan atau nilai inti "PIA - Profesional Integritas Amanah". Itu kita ucapkan dua kali sehari, sepuluh kali seminggu, empat puluh empat kali sebulan dan lima ratus dua puluh delapan kali setahun. Semestinya itu sudah melekat di dalam diri kita. namun bila tidak dan ternyata kita hanya mengucapakan  tetapi tidak tahu maknanya, maka kita lebih buruk daripada burung beo.
Burung beo bisa mengucapkan assalamu alaikum bukan berarti dia islam. Dia juga bisa mengucapkan selamat pagi bukan berarti orang Indonesia. Dia bisa mengucapkan tapi tidak tahu artinya. Makanya orang yang hanya bisa menirukan tanpa tahu artinya disebut membeo.
Dulu di Manado ada pendatang dari Jawa (bukan saya) duduk di sebelah orang Manado. Waktu itu cuaca cukup panas. Orang Manado bilang, "Pe mar". Orang Jawa di sebelahnya sok tahu ikut bilang, "Saya juga pe mar". Lho, orang manado yang mendengar jadi bingung. Hal ini karena orang Jawa pendatang itu tidak tahu arti kata pe mar.
Jadi kita perlu tahu apa yang kita ucapkan tidak asal ucap.
 
Pada kesempatan kali ini saya mencoba berbagi/sharing apa yang saya tahu tentang integritas. Saya suka berbagi, sebagaimana saya tuliskan dalam blog saya yang lain , "Berbagi informasi berharap berkah Illahi." Apa yang kita bagikan atau sharing selama berupa ilmu atau informasi tidak akan mengurangi ilmu yang kita miliki.

Pertama, kata Nilai di mana kata integritas salah satu dari tiga nilai inti Badan Pusat Statistik. Nilai (value/premis) adalah sesuatu yang diyakini berupa prinsip-prinsip moral yang biasanya berupa prinsip-prinsip moral yang biasanya dipraktekan dalam suatu kelompok masyarakat secara turun-temurun dan dianggap sebagai sesuatu yang penting dan mendasari suatu pola perilaku setiap anggota kelompok.

Kedua,kata Integritas dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang disusun oleh Drs. Ahmad A.K. Muda terbitan Reality Publisher, s.l.,2007 hal. 270 berarti "sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan." Dari kata ini bisa diambil kesimpulan bahwa yang diharapkan insan BPS punya integritas sehingga kewibawaan Pemerintah (khususnya BPS) terjaga.

Ketiga, dalam Tujuh perilaku insan BPS, integritas dijabarkan dalam tiga perilaku yaitu :
1. Akuntabel
2. Dedikatif, Disiplin dan Konsisten
3. Saling Menghargai

Apa itu Akuntabel?
Akuntabel berarti dapat di-account/ dihitung atau dipertanggungjawabkan artinya kita harus selalu transparan dalam melaksanakan tugas dan berani mempertanggungjawabkan semua tugas yang diberikan.

Apa itu Dedikatif, Disiplin dan Konsisten?
Kata dedikatif menggantikan kata dedikasi. Dedikatif berarti bersifat dedikasi atau pengamdian. yang dimaksud adalah kita harus selalu berpikir, berkata, dan berbuat untuk kepentingan organisasi yaitu BPS. Selain itu juga harus selalu tangguh dalam bekerja dengan penuh pengabdian.
Disiplin berarti kita harus selalu mematuhi semua aturan seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan lain sejenisnya sampai peraturan kepala BPS (perka) atau aturan kepala BPS Kabupaten/Kota, Etika (kode etik statistik), kebijakan, dan prosedur (SOP - Standart Operasional Procedure).
Konsisten berarti kita harus selalu melaksanakan setiap pekerjaan secara selaras, taat asas, dan satu kata dengan perbuatan.
Ada sebuah kisah tapi ini bukan konsisten yang dimaksud.
Seorang responden Sakernas Tahunan ditanya (kejadaiannya tahun lalu), berapa umur Saudara? Dijawab empat puluh tahun.
kemudian tahun ini terkena sampel lagi Sakernas Tahunan (Survei yang logitudinal), berapa umur Saudara? Dijawab oleh responden yang sama dengan tahun lalu, "empat puluh tahun" Sang pencacah mengklarifikasi, dulu tahun lalu umurnya empat puluh tahun kok sekarang masih empat puluh tahun. Dengan santainya responden menjawab, "saya kan konsisten. tahun lalu umurnya empat puluh tahun, tahun ini empat puluh tahun dan tahun depan empat puluh tahun" Pencacah bingung, "lho"
Ini hanya fiktif. Kisah setulnya saya baca dalam humor sufi Abu Nawas atau Nasruddin Hoja.
jadi konsisten yang dimaksud adalah dalam hal sikap bukan umur seperti dalam kisah di atas.

Apa Itu Saling Menghargai?
Kata ini menggantikan kata terbuka. Saling menghargai berarti kita harus selalu menghargai masukan dari mitra kerja dan masyarakat luas terkait penyelenggaraan statistik. tapi ini jangan seperti kisah seorang bapak, anak dan seekor kuda yang dikisahkan sangat menghargai masukan dan menerapkan semua masukan akhirnya repot sendiri. Ini tidak akan saya ceritakan di sini karena akan menyita waktu apalagi cerita ini sudah saya upload dalam blog saya dan menduduki sepuluh besar artikel yang dibaca. Artikel ini terbaca lebih dari tiga ribu lima ratus kali/orang. Sekedar promosi, blog saya sudah memiliki atau dibaca 219.069 orang/kali. Memiliki pengunjung di sepuluh negara dan tiga benua. Alhamdulillah.
Selain itu konsisten juga berarti kita harus selalu menghormati dan menghargai atasan, rekan sejawat, dan bawahan. ketiga-tiganya sama-sama penting bukannya salah satu lebih penting dibadingkan lainnya. Pakai bawahan tanpa atas kurang sopan apalagi pakai atasan tanpa bawahan.

Mudah-mudahan dengan uraian ini menjadi lebih jelas yang dimaksud integritas. Sering temui penilaian yang kurang tepat. Kita sering menganggap orang yang datang terlambat dianggap tidak profesional. Padahal yang lebih tepat adalah kurang disiplin berarti kurang integritas. Demikian juga dengan kegiatan kita yang kurang akuntabel (kurang dapat dipertanggungjawabkan) berarti bukannya kurang profesional tetapi kurang integritas.

Referensi :
1. BPS, Buku Saku Tujuh Perilaku Utama Insan BPS, jakarta, 2012
2. Drs. Ahmad A.K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Reality Publisher, s.l.,2007


Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar