Berikut ini gambaran konkrit ketinggian akhlak Islam yang telah ditunjukkan oleh generasi salafus shalih yang dengan setia dan teguh mengikuti teladan Nabi Muhammad saw
(terilhami oleh buku Min Akhbar as-Salaf oleh Syekh Zakaria Ibnu Ghulam Qadir al-Bakistani, dikutip dari Majalah al-Umm edisi 01 tahun 1)
Ahmad ibn Harb al-Mushili (meriwayatkan dari Yazid bin harun dan ibnu Uyainan, w. 266 H)
Ahmad ibn Harb, apabila ia duduk di hadapan hajjam (tukang bekam) untuk menipiskan kumisnya ia bertasbih. Maka hajjam berkata kepadanya : "Diamlah sesaat!"
Maka ia menjawab : "Sudah, kerjakan saja tugasmu." (as-Siyar, 11/33)
Abu Salim Mahan al-Hanafi al-Kufi (seorang tabi'in sahabat Khalifah Ali ra meriwayatkan dari Ummu Salamah, dibunuh oleh Hajjaj) (terilhami oleh buku Min Akhbar as-Salaf oleh Syekh Zakaria Ibnu Ghulam Qadir al-Bakistani, dikutip dari Majalah al-Umm edisi 01 tahun 1)
Ahmad ibn Harb al-Mushili (meriwayatkan dari Yazid bin harun dan ibnu Uyainan, w. 266 H)
Ahmad ibn Harb, apabila ia duduk di hadapan hajjam (tukang bekam) untuk menipiskan kumisnya ia bertasbih. Maka hajjam berkata kepadanya : "Diamlah sesaat!"
Maka ia menjawab : "Sudah, kerjakan saja tugasmu." (as-Siyar, 11/33)
Mahan berkata : "Tidakkah salah seorang kamu malu bila hewan yang ia tunggangi dan baju yang ia pakai lebih banyak dzikirnya dari padanya? Maka ia tidak pernah bosan dari takbir dan tahlil." (Mushannaf ibn Abi Syaibah, 7/156)
Muadzin Bani Hanifah bercerita : "Saya melihat Mahan al-Hanafi sedang diperintahkan al-Hajjaj untuk disalib di pintunya. Saya melihatnya dia di atas kayu (tersalib) dan dia terus berdzikir : bertasbih, bertakbir, bertahlil dan bertahmid hingga sampai hitungan 29, sambil menghitung dzikirnya dengan jarinya. Dia dibunuh dalam keadaan seperti itu. Dua puluh sembilan hari setelah itu, di tempatnya keluar cahaya di waktu malam." (Mushannaf ibn Abi Syaibah : 2/161)
Shilah ibn Asyyam al-Adawi (Abu al-Shahba' , tabi'i tsiqah)
Shilah ibn Asyyam berkata :
"Demi Allah, aku tidak tahu dengan hariku yang mana aku lebih bahagia, dengan hari yang aku di pagi buta sudah berdzikir kepada Allah, ataukah dengan hari yang aku keluar untuk keperluanku lalu datang kepadaku kesempatan dzikir kepada Allah." (Mushannaf Ibn Abi Syaibah, 7/223, Thabaqat ibn Saad, 7/135)
Aun ibn Abdillah ibn Utbah al-Hudzali (mendengar dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, w. 193 H)
Naufal ibnu Abil Furat berkata : saya mendengar dari Aun ibn Abdillah berkata :
"Sesungguhnya setiap orang memiliki penghulu amalku adalah dzikir." (al-Hilyah, 2/188)
Aun juga berkata :
"Majlis-majlis dzikir adalah kesembuhan bagi hati."
"Dzikir kepada Allah adalah membuat hati berkilau."
Hassan ibnu Abi Sinan al-Bashri (tabi'i, saudagar dan ahli ibadah, meriwayatkan dari hasan Bashri)
Hassan berkata :
"Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah-tengah orang yang lalai seperti orang yang berperang jauh dari orang-orang yang melarikan diri." (al-Hilyah, 3/119, juga al-Hilyah, 2/118 dari Aun ibn Abdillah)
Ka'ab ra
Ka'ab berkata :
"Barang siapa memperbanyak dzikir kepada Allah maka ia terbebas dari nifak." (as-Syu'ab, 1/577)
Muhammad ibn Abdil Wahhab al-Balkhi
Ia berkata :
"Alangkah buruknya lalai dari mengingat orang yang tidak lalai dari berbuat baik kepadamu." (as-Syu'ab, 1/713)
Ubaid ibnu Umair al-Makki (tabi'i tsiqah, qadhi Makkah)
Ubaid ibn Umair berkata :
"Sekali tasbih dengan menyebut nama Allah dalam satu buku (catatan amal) seoarang mukmin lebih baik baginya daripada gunung-gunung dunia yang berjalan bersamanya berubah menjadi emas."(as-Syu'ab, 1/692)
Sumber : Majalah al-Umm edisi 1 tahun 1
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar