Beberapa waktu yang lalu, atasan saya sebagai kepala unit kerja dalam sebuah rapat menyampaikan kekesalannya secara halus akibat anak buahnya yang suka mengkritik. Dia berkata, "Orang yang bisa mengkritik orang lain berarti dia merasa lebih baik." Apakah benar demikian?
Saya sejujurnya kurang sependapat. Bagaimanapun juga dan karena alasan apapun juga yang melatarbelakangi, kritik tetaplah perlu disikapi dengan baik. Menolak kritik akan membuat kita tidak maju, berubah menjadi lebih baik. Menerima semu krritik pun akan membuat rasa percaya diri kita runtuh. Ingat kisah kuda dan dua orang bapak dan anak dalam cerita saya pada blog ini.
Lalu bagaimana cara yang bijak menghadapi kritik?
Dalam buku Patti Hathaway yang berjudul "Memberi dan Menerima Kritik" terbitan Binarupa Aksara, Jakarta tahun 1991 menyebutkan salah satu teknik menghadai kritik yaitu teknik asetif. Dengan bersikap asertf ketika kita kritik maka hal ini memungkinkan kita tetap percaya diri dan tenang. Ancangan yang asetif memungkinkan sikap "win win solution atau sama-sama menang" di mana Anda memungkina pengkritik Anda mempunyai pendapat sementara Anda mempertahankan pendapat.
Manuel J. Smith, penulis When I Say No, I Feel Guilty, memperkenalkan tiga teknik asertf yang terbukti berharga dalam membantu menilai dan mengevaluasi aksi apa yang dapat Anda ambil sewaktu dikritik. Ketiga teknik tersebut adalah :
Teknik Pertama, Mengaburkan
Contoh 1 :
Kritik yang tidak benar :
"Kau selalu terlambat."
Respon mengaburkan :
"Barangkali saya sedikit terlambat kali ini."
Contoh 2 :
Kritik yang tidak benar :
"Setiap kali diberithu mengenai sesuatu kesalahan, kau selalu bersikap defensif'"
Respon mengaburkan :
"Kau mungkin benar mengenai keenderungan saya untuk menjadi defensif. Saya tidak menyukainya bila saya berbuat kesalahan."
Contoh 3 :
Komentar mengolok-olok :
"Joe, coba kau menyingkir, kam tidak dapat melihat muatan tersbut karena tertutup oleh hidungmu."
Jawaban Joe yang mengaburkan :
"Barangkali hidung saya menutupi pandanganmu, biar saya pindahkan untukmu."
Teknik Kedua, Mengakui kebenaran (asersi negatif)
Teknik ini adalah ketrampilan yang memungkinkan Anda menerima kesalahan dan kekurangan Anda tanpa meminta maaf untuk itu. Diharapkan segera sesudah Anda menerima kesalahan Anda, Anda dapat melangkah maju, dan tidak terhenti dalam depresi dan kritik diri. Pengakuan ni juga membantu menghilangkan kritik.
Contoh respon :
"Kau benar. Saya tidak menyelsaikan laporan paa waktunya dan inilah yang saya rencanakan utuk lakukan bulan depan untuk memastikan bahwa laporan tersebut akan selesai pada waktunya ..."
"Kau benar. Saya tidak menggunaan rumu yang benar dalam menganalisis angka-angka tersebut. Sekarang setelah saya mengetahui prosedur yng benar, saya akan mengerjakan ulang angka-angka tersebut."
"Kau benar. Saya mungkin tdak memikirkannya secara teliti. Engkau punya usul tentang bagaimana saya dapat memperbaikinya."
Teknik Ketika, meminta Umpan Balik yang Spesifik (Pertanyaaan negatif)
Yang dimaksudkan dengan teknik ini adalah dorongan aktif dari kritik dengan mendengarkan pengkritik Anda danmengajukan pertanyaan untumengetahui perasaan yang sebenarnya. Dengan ini Anda akan memperoleh informasi yang dapat Anda gunakan, dan Anda menghabiskan keluhan pengkritik Anda. Anda akan dapat menyingkap perasaan yang sebenarnya dan menemukan dasar yang sama.
Contoh respon :
"Apa secara spesifik yng telah saya kerjakan sehingga ..."
"Bila anda dalam posisi saya, apa yang aan anda lakukan secara berbeda?"
"Rasanya saya masih belum jels mengenai apa persepsi anda megenai masalahnya. Dapatkah anda membri saya beberapa contoh ..."
"Apakah itu semua yang dapat anda pikirkan sekarang ini yang saya dapat lakukan untuk meningkatkan prestasi saya?"
"Apa secra spesifi yang anda rasa berantakan mengeenai laporan saya?"
"Apa yang membuat anda mengira saya bukan seorang pemain tim?"
Demikian uraian yang saya ambil dari buku yang saya baca. Mudah-mudahan kita bisa semakin bijak menghadapi kritik. tidak menjadikan kita alergi terhadap kritik karena hal tersebut hanya akan menjadikan kita seperti katak dalam tempurung yang secara kepribadian tidak berubah dan tidak akan mau berubah. Salam sukses selalu!
Referensi :
Patti Hathaway, Memberi dan Menerima Kritik : Kunci menuju Keberhasilan Antarpribadi, Binarupa Aksara, Jakarta, 1991 hal. 22 - 34
Posting by Mohammad Nurdin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar