Cari Blog Ini

Kamis, 07 Juni 2012

Memiliki Paruh Kedua Kehidupan Terbaik : Anda Tetap Seperti Anda Yang Dulu

Coba Anda memilih artikel tentang iklan serta demografi, maka Anda akan menemukan bahwa bagi industri tertentu, orang yang penting hanyalah orang yang maksimal berusia empat puluh tahun atau tiga puluh tahun atau bahkan dua puluh lima tahun. Kita tidak pernah kekurangan penggagas kebudayaan yang menyarankan bahwa kita paling menarik dan berguna ketika masih muda. Seolah-olah kita mempunyai tanggal kadaluwarsa untuk kebudayaan tertentu. Walaupun pandangan-pandangan seperti itu tidak selalu benar sifatnya, kita bisa melengkapi diri kita dengan mekanisme pertahanan yang sebaik mungkin terhadap perasaan ketinggalan jaman. Sesengguhnya, kita tetap berusia berapa pun yang pernah kita lalui. Kita mempunyai segala pengalaman orang berusia empat puluh tahun, tiga puluh tahun, dan dua puluh lima tahun. Coba Anda ingat-ingat segala yang pernah Anda ketahui dan pernah Anda lakukan, maka bukan merasa kuno, tapi Anda justru akan merasa bangga.
***
Ia telah menghabiskan karirnya di dalam pendidikan, mengajar, dan pada akhirnya menjadi kepala sekolah. Di waktu luang ia pernah berperan di berbagai kelompok komunitas, mulai dari pramuka hingga kegiatan kemanusiaan. Akan tetapi Rebecca Adams merasa ia masih bisa berbuat lebih bagi komunitasnya.
Ia pernah melakukan yang seperti itu sebelumnya, namun pada usia lima puluh tujuh tahun, Rebecca memutuskan untuk mencalonkan diri sebagi dewan kota di kota kelahirannya, Chesapeake, Virginia.
Menepis nasihat para pakar politik setempat, ia berkompetisi dengan lima belas calon, memperebutkan sebuah kursi. "Tidak ada orang yang terang-terangan mengatakan, 'Anda sudah terlalu tua,'" ia mengenang, "namun orang-orang mengatakan hal-hal seperti 'Apa benar Anda mau menggunakan waktu dan energi Anda pada titik ini untuk hal ini?' Dan saya menjawab ya"
"Orang berpikir sebaiknya Anda lebih santai menjelang usia enam puluh tahu. Padahal Anda tidak perlu santai kalau Anda tidak menghabiskan waktu Anda memikirkan usia Anda. Kita semua memiliki 10.080 menit yang sama seminggunya," Rebecca mengatakan. "Kita bisa menghabiskan waktu tersebut mengkhawatirkan usia kita, atau kita bisa melakukan sesuatu yang lebih produktif."
Walaupun ia sangat ingin memenagkan pemilihan tersebut dan melayani kotanya, harapannya tidak tinggi-tinggi. "Saya sejujurnya berpikir hanya akan menempati urutan ketujuh atau kedelapan," Rebecca mengatakan.
Ia melaksanakan kampanyenya tanpa pengalaman dan sedikit uang namun banyak kerja keras. Dan ternyata ia menang. Sekarang dengankursi di dewan kota, pikirannya terfokus ke satu arah. "Kita harus memutuskan, kia ingin dikenag sebagai apa di masa depan," Rebecca mengatakan, mengacu kepada kota kelahirannya serta penduduknya.
***
Mereka yang sangat mawas diri dengan usianya, 2 persen lebih tidak puas dengan kehidupan mereka dengan bertambahnya usia, sedangkan mereka jarang-jarang memikirkan usianya tidak menunjukkan kecenderungan negatif seperti itu. (Reis-Bergan, M., F. Gibbons, M. Gerrard, and J. Ybema. 2000. "The Impact of Reminiscence on Sociality Active Elderly Women's Reactions to Social Comparisons." Basic and Applied Social Psychology 22 (3) : 225-36.

Sumber : David Niven, Ph. D, 100 Rahasia Sederhana Memiliki Paruh Kedua Kehidupan Terbaik, Interaksara, Batam, 2006
***
Saya sendiri di usia empat puluhan ini sendiri sering salut dengan orang yang tetap semangat di usia di atas lima puluh tahun untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi seperti S2 atau S3. Demikian juga bagi mereka yang sudah pensiun di usia lima puluh enam yang tetap aktif bekerja di bidang baru lainnya.

Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar