Cari Blog Ini

Selasa, 13 Maret 2012

MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN BARU - "PERIQLYTOS" BERARTI "ACHMAD

BAB 18. "PERIQLYTOS" BERARTI "ACHMAD"

Kitab Suci Al Qur'an (surah 61 ayat 6) menyatakan bahwa Jesus telah mengumumkan kepada orang-orang Israel akan kedatangan Achmad: "Dan ketika Jesus, anak laki-laki Maryam bersabda: 'Wahai anak-anak Israel, aku diutus kepadamu oleh Allah untuk menegaskan Taurat yang ada sebelum aku, dan untuk memberitakan seorang Utusan yang akan datang sesudah aku yang namanya pasti Achmad.' Namun ketika beliau datang kepada mereka dengan bukti yang terang, mereka berkata: 'Ini pasti suatu sihir yang nyata.'"

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes xiv. 16, dsb.)
Ada semacam ketidak sesuaian dalam kalimat yang disebutkan sebagai perkataan Jesus oleh Injil Keempat. Terbaca seolah-olah ada beberapa periqlytos yang telah datang dan pergi, dan bahwa "Periqlytos lain" akan diberikan hanya atas permintaan Jesus. Kalimat-kalimat ini juga meninggalkan kesan bahwa para Apostel sepertinya telah mengenal dengan nama ini yang teks Yunani menterjemahkan sebagai Periqlytos. Kata sifat "yang lain" di depan sebuah kata benda asing yang untuk pertama kalinya diumumkan tampaknya sangat asing dan sama sekali berlebih-lebihan. Tidak ada keraguan bahwa teks itu telah diubah dan dirusak. Teks itu berpura-pura bahwa Bapa akan mengirimkan Periqlyte atas permintaan Jesus, jika tidak demikian maka Periqlyte itu tidak akan pernah datang! Kata "minta" juga tampaknya berlebih-lebihan, dan dengan tidak benar memperagakan sentuhan kecongkakan Nabi dari Nazareth itu. Jika kita ingin menemukan pengertian yang sebenarnya dalam kalimat ini kita harus membetulkan teks itu dan memberikan kata-kata yang telah dicuri atau dikorupsi, jadi:
"Aku akan pergi menghadap Bapa, dan Dia akan mengutus kepadamu utusan lain yang namanya secara pasti ialah Periqlytos, yang dia boleh tinggal beserta kamu selama-lamanya." Dengan adanya tambahan kata-kata yang ditulis miring (mungkin pengetik asli naskah ini lupa menuliskan kata-kata tersebut dengan dimiringkan, karena nyatanya tidak ada yang dimiringkan - pent.), maka kesopanan Jesus yang dirampok telah dikembalikan dan sifat dari Periqlyte dikenali.

Kita telah melihat bahwa Pariqlyte bukan Ruh Suci, yaitu pribadi yang suci, Jibril, atau malaikat lain yang manapun. Tinggallah kini untuk membuktikan bahwa Periqlyte tidak mungkin seorang penghibur ataupun penolong (consoler atau advocate) antara Tuhan dan manusia.

1. Periqlyte itu bukan "Penghibur" (consoler), juga bukan "Perantara" (intercessor). Telah kami tunjukkan sepenuhnya ketidak mungkinan material untuk menemukan arti tersedikit dari "penghiburan" ataupun "perantaraan" (consolation atau intercession). Kristus tidak memakai kata Paracalon. Disamping itu bahkan dari sudut pandang agama dan moral, gagasan "penghiburan" dan "perantaraan" tidak dapat diterima.

a. Keyakinan bahwa kematian Jesus di atas tiang salib mengurangi orang-orang yang percaya itu dari kutukan dosa asal, dan bahwa jiwanya, anggun, dan hadir dalam diri Eucharist akan bersamanya untuk selamanya, menyebabkannya tidak memerlukan penghiburan atau akan kedatangan seorang penghibur sama sekali. Di pihak lain, jika mereka memerlukan seorang penghibur yang demikian itu, maka seluruh asumsi dan pretensi Kristen tentang pengorbanan Cavalry jatuh berserakan di tanah.Sesungguhnya bahwa dalam Injil dan yang ada dalam Epistle secara jelas menunjukkan bahwa kedatangan Jesus untuk kedua kalinya di atas awan adalah iminen (Matius, xvi. 28; Markus ix. 1; Lukas ix. 27; 1 Yohanes ii. 18; 2 Timoti ii. 1; 2 Tesalonika ii. 3, dsb.). 

b. Penghiburan tidak pernah dapat mengembalikan kehilangan. Menghibur seseorang yang telah kehilangan matanya, kekayaannya, anaknya, atau keadaannya tidak dapat mengembalikan kehilangan tersebut. Janji bahwa seorang penghibur akan diutus oleh Tuhan sesudah Jesus pergi akan berarti kehilangan total seluruh harapan dalam kejayaan Kerajaan Tuhan. Janji akan seorang penghibur menunjukkan kedukaan dan ratapan dan tentu saja pasti telah mendorong para Apostel kepada kekecewaan kalau tidak kepada keputus asaan. Mereka membutuhkan pejuang yang jaya untuk menghancurkan setan dan kekuatannya, seorang yang akan mengakhiri semua kesulitan dan penindasan yang mereka alami, dan bukan hanya penghibur untuk keadaan sulit dan penderitaan mereka. 

c. Gagasan seorang "perantara" antara Tuhan dan manusia bahkan lebih tidak dapat dipertahankan daripada gagasan tentang "penghibur." Tidak ada mediator yang mutlak antara Pencipta dan mahlukNya. Keesaan Tuhan sendiri sajalah perantara kita yang mutlak. Kristus yang menganjurkan ummatnya untuk berdo'a kepada Tuhan dengan sembunyi-sembunyi, untuk memasuki ruangan dan menutup pintu serta kemudian berdo'a - karena hanya dalam keadaan demikian itu "Bapa" mereka yang ada di Sorga akan berkenan mendengarkan do'a mereka dan menganugerahkan kepada mereka kemurahanNya dan pertolonganNya - tidak dapat menjanjikan mereka seorang perantara. Bagaimana melakukan rekonsiliasi terhadap kontradiksi ini! 

d. Semua mereka yang beriman, dalam do'a mereka, saling menengahi, nabi-nabi dan malaikat melakukan hal yang sama. Merupakan kewajiban kita untuk memohon Kemurahan Allah, ampunanNya, dan pertolonganNya untuk kita sendiri serta untuk orang lain juga. Namun Allah tidaklah terikat atau berwajib untuk menerima campur tangan dari siapapun melainkan bila dikehendakiNya. Bila Allah berkenan menerima perantaraan NabiNya yang Suci Muhammad saw, semua orang laki-laki dan perempuan pastilah sudah dikonversikan ke dalam agama Islam. Saya pastilah akan berterima kasih kepada orang melalui perantaraan siapa saya mendapat ampunan, dan keringanan. Namun saya akan selalu merasa takut terhadap hakim atau seorang despot yang telah menyebabkan saya jatuh ke tangan pengeksekusi. Betapa terpelajar orang-orang Kristen ini, ketika mereka percaya bahwa Jesus di tangan kanan Bapa menjadi perantara bagi mereka, dan pada saat yang bersamaan percaya kepada perantara lain - yang lebih rendah dari dirinya sendiri - yang duduk di singgasana Yang Maha Kuasa! Al Qur'an yang suci melarang keras mempercayai, keyakinan terhadap seorang "shafi" atau perantara dengan cara ini. Tentu saja kita tidak tahu dengan pasti tetapi dapat dibayangkan bahwa malaikat-malaikat tertentu, ruh para Nabi dan para orang suci diizinkan oleh Tuhan untuk menolong dan memberi petunjuk mereka yang ada di bawah perlindungan mereka. Gagasan atas seorang perantara di hadapan pengadilan Allah, membela jalan yang ditempuh oleh pelanggannya, mungkin sangat mengagumkan, namun hal ini adalah keliru, karena Tuhan bukanlah seorang manusia yang menjadi hakim, yang bisa berbuat karena nafsu, kebodohan, keberpihakan, dan lain-lain. Kaum Muslimin, orang-orang beriman, hanya memerlukan pendidikan dan pelatihan keagamaan; Allah mengetahui perbuatan dan hati manusia tanpa terkira lebih baik daripada para malaikat dan nabi. Dengan sendirinya tak ada keharusan adanya perantara antara Tuhan dan mahlukNya. Patut untuk dicatat bahwa perantaraan dari orang baik siapapun terhadap orang lain, terbatas pada mereka yang mengikuti nabinya dan mereka yang menerima nabi berikutnya, namun tidak bagi mereka yang mengikuti nabinya tetapi lalu menolak nabi berikutnya. 

e. Keyakinan akan perantara itu memancar dari keyakinan akan pengorbanan, korban-korban bakaran, kependetaan, dan sejumlah besar takhayul. Keyakinan ini membawa manusia pada pemujaan kuburan dan gambar-gambar para santo dan syuhada; hal ini membantu meningkatkan pengaruh dan dominasi dari para pendeta dan biarawan; hal itu tetap menjadikan orang bodoh tentang hal-hal yang suci; awan tebal perantaraan menutup mati suasana kejiwaan antara Tuhan dan jiwa manusia. Lalu kepercayaan ini mendorong orang yang, untuk kejayaan Tuhan yang pura-pura dan konversi orang-orang yang termasuk agama yang berlainan dengan mereka, mengumpulkan sejumlah besar uang, mendirikan misi-misi yang kuat dan kaya, dan rumah-rumah tuhan; tetapi dalam hatinya misionaris-misionaris itu adalah agen politik dari pemerintah mereka masing-masing. Sebab yang sebenarnya dari malapetaka yang menimpa orang Armenia, Yunani, dan Kaldea Asiria di Turki dan Persi harus dicari perintah-perintah yang khianat dan revolusioner yang diberikan oleh semua misi-misi asing di Timur. Sungguh, keyakinan dalam perantara telah selau menjadi sumber penyalah gunaan, fanatikisme, penindasan, kebodohan, dan banyak kejahatan lain. Sesudah membuktikan bahwa "Paraclete" dari Injil Yohanes bukan dan tidak dapat berarti baik "penghibur" maupun "perantara," atau sama sekali apapun lainnya, dan bahwa itu merupakan bentuk Periqlytos yang sudah dikorupsi, kini kita akan melanjutkan dengan membicarakan arti kata itu yang sebenarnya.

2. Secara etimologis dan harafiah "Periqlytos" berarti "yang paling terkenal, termasyhur, yang patut dipuji." Sebagai otoritas saya pergunakan kamus Yunani Perancis dari Alexandre bahwa "Periqlytos", "Ou'on peut entendre de tous les cotes; qu'il est facile a entendre. Tres celebre," ect."= Periqleitos, tres celebre, illustre, glorieux" dari = Kleos, glorire, renommee, celebrite." (maaf, penterjemah tidak bisa berbahasa Perancis, jadi kata-kata di atas tidak diterjemahkan). Kata majemuk ini terdiri dari kata depan "peri" dan "kleotis" yang terakhir ini berasal dari "to glorify, praise" atau "untuk memuliakan, memuji." Kata benda, yang saya tulis dalam ejaan bahasa Inggris Periqleitos atau Periqlytos, tepat berarti seperti AHMAD dalam bahasa Arab, yaitu yang termasyhur, yang mulia, dan terkenal. Kesulitan satu-satunya untuk dipecahkan dan diatasi adalah untuk menemukan nama aslinya dalam bahasa Semit yang dipakai oleh Jesus Kristus dalam bahasa Ibrani ataupun Aramiah.

a. Pshittha yang berbahasa Syria, meskipun menuliskan "Paraqleita" namun tidak memberikan arti apapun di dalam daftar istilah. Sedang Vulgate yang berbahasa Latin, menterjemahkannya sebagai "penghibur" atau "penolong." Kalau saya tidak salah bentuk dalam bahasa Aramiah itu pastilah "Mhamda" atau Hamida" agar cocok dengan kata yang sama dalam bahasa Arab "Muahmmad" atau "Achmad" dan bahasa Yunani "Periqlyte." Penafsiran dalam bahasa Yunani dalam artian penghiburan tidaklah berarti bahwa Periqlyte itu sendiri adalah penghibur, tetapi keyakinan dan harapan dalam janji bahwa dia akan datang "untuk menghibur ummat Kristen awal." Harapan bahwa Jesus akan turun lagi dalam kemuliaan sebelum banyak dari para pencatatnya telah "merasakan kematian," telah mengecewakan mereka, dan mengkonsentrasikan semua harapan mereka pada kedatangan Periqlyte. 

b. Wahyu Al Qur'an bahwa Jesus anak Maryam, menyatakan kepada orang-orang Israel bahwa dia "membawa berita baik tentang seorang utusan, yang akan datang sesudah aku dan yang namanya pasti Ahmad," adalah salah satu bukti yang terkuat bahwa Nabi Muhammad saw benar-benar seorang Nabi dan bahwa Al Qur'an benar-benar sebuah Wahyu Suci. Beliau pastilah tidak pernah dapat mengetahui bahwa Periqlyte itu berarti Ahmad, kecuali melalui inspirasi dan Wahyu Suci. Otoritas Al Qur'an adalah menentukan dan bersifat final; karena arti harafiah dari nama dalam bahasa Yunani itu dengan tepat dan tanpa dapat diperdebatkan sesuai dengan Ahmad dan Muhammad. Benarlah, malaikat Jibril atau Ruh Suci, tampaknya telah juga membedakan bentuk yang positif daripada yang superlatif yang terdahulu berarti dengan tepat Muhammad dan yang kemudian Ahmad. Mengagumkan bahwa nama yang unik ini tidak pernah sebelumnya diberikan kepada siapapun, telah dengan ajaib disimpan untuk Nabi Allah yang paling termasyhur dan paling pantas terpuji! Kita tidak pernah menjumpai dalam bahasa Yunani sesuatu yang memakai Periqleitos (atau Periqlytos) sebagai namanya, tidak juga dalam bahasa Arab nama Ahmad terpakai sebelumnya. Benar bahwa ada seorang dari Athena yang bernama Periqleys yang berarti "terpandang" dsb., tetapi tidak dalam bentuk superlatif. 

c. Sangat jelas dari deskripsi Injil Keempat bahwa Periqlyte adalah seorang pribadi yang tertentu, suatu ruh suci yang diciptakan, yang akan datang dan menempati tubuh seorang manusia untuk melaksanakan dan mewujudkan karya agung yang ditugaskan oleh Tuhan kepadanya, yang tidak ada seorang lainpun, termasuk Musa, Jesus, dan nabi lainnya yang manapun, pernah dapat mewujudkannya. Tentu saja kita tidak mengingkari bahwa para pengikut Nabi Jesus sungguh telah menerima Ruh Tuhan, bahwa orang yang berpindah agama dengan sebenarnya kepada keyakinan Jesus telah disucikan oleh Ruh Suci, dan bahwa banyak orang Kristen Unitarian yang menjalani hidup suci dan lurus. Di hari Pantekosta - yaitu sepuluh hari sesudah kenaikan Jesus Kristus - Ruh Tuhan turun atas para pengikut dan orang-orang beriman lainnya yang berjumlah seratus dua puluh orang, dalam bentuk lidah api (Kisah Rasul ii.); dan jumlah ini yang telah menerima Ruh Suci dalam bentuk seratus dua puluh lidah api, telah dinaikkan menjadi tiga ribu jiwa yang dibaptis, tetapi tidak dikunjungi oleh api dari Ruh. Sudah barang tentu suatu Ruh yang definitif tidak dapat dibagi menjadi enam puluh individu. Dengan Ruh Suci, kecuali jika telah dideskripsikan dengan definitf sebagai suatu pribadi, kita dapat memahaminya sebagai kekuatan, kemurahan, karunia, karya dan insipirasi Tuhan. Jesus telah menjanjikan karunia dan kekuatan dari langit ini untuk memberkati, mencerahkan, menguatkan, dan mengajar gembalaannya; tetapi Ruh ini sangat berbeda dengan Periqlyte yang mewujudkan sendirian karya agung yang Jesus dan sesudahnya pada Apostel tidak diberi kuasa dan diberi wewenang untuk mewujudkannya, seperti akan kita lihat kemudian. 

d. Orang Kristen awal dari abad pertama dan kedua lebih banyak bersandar pada tradisi daripada pada tulisan-tulisan mengenai agama baru itu. Papias dan yang lainnya termasuk kelompok ini. Bahkan pada masa hidup para Apostel beberapa sekte, orang Kristen palsu (pseudochrists), orang yang anti Kristus (Antichrists), dan para guru palsu telah mencabik-cabik gereja (I Yohanes ii, 18-26; 2 Tesalonika ii, 1-12; 2 Peter ii, iii, 1; Yohanes 7-13; 1 Timoti iv, 1-3; 2 Timoti iii, 1-13; dsb.).

"Orang-orang yang beriman" disarankan dan sangat dianjurkan untuk bertahan dan patuh pada tradisi, yaitu ajaran lisan para Apostel. Sekte-sekte yang disebut "bid'ah" ini, seperti Gnostik, Apollinarian, Docetae dan lain-lainnya tampaknya tidak memiliki kepercayaan pada ceritera-ceritera, legenda dan pandangan yang berlebih-lebihan tentang pengorbanan dan penebusan dosa Jesus Kristus seperti termuat dalam banyak tulisan yang bersifat kisah seperti disampaikan oleh Lukas (i. 1-4). Salah satu daripada penganut yang bersifat bi'dah dari suatu sekte tertentu, yang saya lupa namanya, sebenarnya telah mengambil "Periqleitos" sebagai namanya, berpura-pura menjadi Nabi " yang paling patut dipuji" yang diramalkan oleh Jesus, dan mempunyai banyak pengikut. Kalau ada Injil yang otentik dan disahkan oleh Jesus Kristus atau oleh semua Apostel, tak mungkin akan ada begitu banyak sekte, semua bertentangan dengan isi buku yang termuat dalam atau yang ada di luar Perjanjian Lama yang ada sekarang ini. Dengan aman kita dapat menyimpulkan dari perbuatan pseudo Periqlyte bahwa ummat Kristen awal menganggap "Ruh Kebenaran" yang dijanjikan itu sebagai seorang pribadi dan Nabi Tuhan yang terakhir.

3. Tak ada sedikitpun keraguan bahwa yang dimaksudkan dengan "Periqlyte" adalah Nabi Muhammad saw, yaitu Ahmad. Kedua nama itu, yang satu dalam bahasa Yunani dan yang lain dalam bahasa Arab, mempunyai arti yang persis sama, dan keduanya berarti "yang paling termasyhur dan paling terpuji," tepat sama seperti "Pneuma" dan "Ruh" yang tidak lebih berarti "Spirit" dalam kedua bahasa tersebut. Telah kita lihat bahwa penterjemahan kata menjadi "penghibur" atau "penolong" (consoler atau advocate) mutlak tidak dapat dipertahankan dan salah. Bentuk kata majemuk Paraqalon berasal dari kata kerja yang terdiri dari sisipan awal-Para-qalo, tetapi Periqlyte berasal dari Peri-qluo.

Perbedaannya tampak sejelas seperti apapun yang mungkin berbeda. Marilah kita selidiki ciri-ciri Periqlyte yang hanya dapat dijumpai pada diri Ahmad - Nabi Muhammad saw.

a. Nabi Muhammad saw sendiri sajalah yang telah mengungkapkan seluruh kebenaran tentang Tuhan, KeesaanNya, agama, dan memperbaiki pencemaran dan kebohongan yang tidak agamawi yang ditulis dan dipercayai terhadap Dia dan banyak para penyembahNya yang suci. Dilaporkan bahwa Jesus telah berkata tentang Periqlyte bahwa dia adalah "Spirit of Truth" atau "Ruh Kebenaran" dan bahwa dia akan "memberikan kesaksian" mengenai sifat sebenarnya dari Jesus dan misinya (Yohanes xiv. 17; xv. 26). Dalam khotbah dan orasinya Jesus berbicara tentang pra-adanya dari ruhnya sendiri (Yohanes viii. 58; xvii. 5, dsb.). Dalam Injil Barnabas, dilaporkan bahwa Jesus sering berbicara tentang kemuliaan dan keagungan ruh Nabi Muhammad saw yang telah beliau lihat. Tidak ada keraguan bahwa Ruh dari Nabi Terakhir telah diciptakan lama sebelum Nabi Adam. Karena itulah Jesus ketika berbicara tentang dirinya sendiri, pastilah akan menyatakan dan menggambarkannya sebagai "Ruh Kebenaran." Ruh Kebenaran inilah yang menyanggah orang-orang Kristen yang telah membagi Keesaan Tuhan menjadi sebuah trinitas pribadi-pribadi; yang telah mengangkat Jesus pada tingkat ketinggian Tuhan dan anak Tuhan, dan yang telah menanamkan semua macam ketakhayulan dan inovasi. Ruh Kebenaran inilah yang telah mengungkapkan kebohongan baik orang Yahudi maupun orang Kristen yang telah mencemari Kitab-Kitab Sucinya; yang telah mencela orang-orang Yahudi atas fitnah terhadap kelurusan Perawan Maryam yang diberkati dan terhadap kelahiran puteranya Jesus. Ruh Suci inilah yang telah menunjukkan hak berdasarkan kelahiran Ismail, ketidak salahan Nabi Luth, Suleiman, dan banyak nabi lainnya sebelumnya dan membersihkan nama mereka dari hinaan dan hal-hal yang memalukan yang dilemparkan kepada mereka oleh orang-orang Yahudi, para pemalsu nabi-nabi. Ruh Kebenaran juga yang memberikan kesaksian yang sejati atas diri sebenarnya Jesus, seorang manusia, nabi dan abdi Tuhan; dan telah menjadikan orang Islam sama sekali tidak mungkin menjadi penyembah berhala, tukang sihir, dan orang yang percaya terhadap lebih dari Satu Tuhan. 

b. Di antara ciri utama Periqlyte "Ruh Kebenaran," ketika beliau datang sebagai pribadi "Anak Seorang Manusia" - Ahmad - ialah "dia akan menginsyafkan dunia akan dosanya" (Yohanes xvi. 8, 9). Tidak ada abdi Tuhan lain, apakah itu seorang raja seperti Raja Daud dan Suleiman atau seorang nabi seperti Ibrahim dan Musa, yang benar-benar telah menginsyafkan dunia atas dosanya, hingga ujung yang ekstreem, dengan resolusi, kegairahan dan keberanian seperti telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. Setiap pelanggaran hukum adalah suatu dosa, namun kemusyrikan adalah induknya dan sumbernya. Kita berbuat dosa terhadap Tuhan ketika kita mencintai suatu obyek lebih daripada mencintaiNya, namun penyembahan terhadap obyek atau mahluk lainnya di samping Tuhan adalah suatu kemusyrikan, kejahatan dan kelalaian yang mutlak terhadap Kebaikan - pendeknya adalah dosa pada umumnya. Semua orang yang mengabdi pada Tuhan menginsyafkan tetangganya serta orang-orang atas dosanya, tetapi "bukan dunia" seperti dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Bukan saja beliau mencabut akar kemusyrikan di jazirah Arab pada masa hidup beliau, tetapi beliau juga mengirim utusan ke raja Chosroes Parviz dan Heraclius yang adalah pemegang daulat dua kerajaan terbesar, Persia dan Romawi, dan kepada Raja Ethiopia, Gubernur Mesir, dan beberapa Raja dan Emir lainnya, mengundang mereka semua untuk memeluk agama Islam dan meninggalkan kemusyrikan dan kepercayaan palsu. Pensucian atau pembersihan dosa oleh Nabi Muhammad itu dimulai dengan turunnya Firman Tuhan sebagaimana beliau telah menerimanya, yaitu pembacaan ayat-ayat Al Qur'an; kemudian dengan berkhotbah, mengajar dan mempraktekkan agama sejati; namun ketika Kekuatan Hitam, kemusyrikan, menentangnya dengan senjata beliau menarik pedangnya dan menghukum musuhnya yang tidak beriman. Ini ialah pemenuhan pernyataan Tuhan (Daniel vii.), Nabi Muhammad saw dianugerahi Tuhan dengan kekuatan dan daerah kekuasaan untuk mendirikan Kerajaan Tuhan , dan menjadi Penguasa utama dan Komandan Utama di bawah "Raja di Raja dan Tuhan di Tuhan-Tuhan" (King of Kings and Lord of Lords).

c. Karakteristik lain dari ciri Periqlyte - Ahmad - adalah bahwa dia akan mencela dunia karena kelurusan dan keadilan (loc. cit.). Penafsiran "akan kebenaran, karena aku akan pergi kepada Bapa" (Yohanes xvi. 10) diletakkan pada mulut Jesus adalah tidak jelas dan bermakna ganda. Kembalinya Jesus kepada Tuhannya diberikan sebagai salah satu alasan untuk pensucian dunia oleh Periqlyte yang akan datang. Mengapa begitu? Dan siapa yang mensucikan dunia pada ceritera itu? Orang-orang Yahudi yakin bahwa mereka telah menyalib dan membunuh Jesus, dan tidak percaya bahwa dia dibangkitkan dan diangkat ke langit. Nabi Muhammad saw itulah yang mensucikan dan menghukum mereka dengan sangat karena kekafiran mereka. "Tapi (sebenarnya) Allah telah mengangkatnya (Jesus) kepadaNya ..." (Q. 4:158). Pensucian yang sama telah dikenakan juga kepada orang Kristen yang mempercayai dan masih percaya bahwa sebenarnya Jesus itu telah disalib dan dibunuh di atas salib, dan membayangkannya sebagai Tuhan atau anak Tuhan. Terhadap ini Al Qur'an menjawab: "... Mereka tidak membunuhnya, tidak pula menyalibnya, namun kepada mereka (orang yang disalib itu) telah diserupakan (seperti Jesus). Mereka yang berbeda pendapat mengenai dia (Jesus) adalah penuh dengan keraguan mengenai hal dia, mereka tidak memiliki pengetahuan tentang dia, kecuali hanya mengikuti dugaan dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. (Q.4:157). Beberapa orang yang beriman kepada Jesus pada awal Kekristenan membantah bahwa Kristus sendiri yang menderita di atas salib, tetapi bertahan dengan pendapat bahwa seorang lain di antara pengikutnya, Judas Iscariot atau orang lain yang serupa dengan dia, yang ditangkap dan disalib pada tempatnya. Sekte-sekte Corinthian, Basilidian, Corpocratian dan banyak sekte lainnya memiliki pandangan yang sama. Saya telah membicarakan sepenuhnya tentang masalah Penyaliban dalam karya tulis saya yang berjudul "Injil wa Salib" atau "The Gospel and the Cross," yang mana hanya satu jilid saja yang diterbitkan di Turki sebelum Perang Besar. Saya akan menyediakan waktu khusus untuk sebuah artikel mengenai subyek ini. Begitulah keadilan yang diberikan oleh Ahmad kepada Jesus ialah sebuah pernyataan otoritatif bahwa Jesus adalah "Ruhu'l-Lah," Ruh Tuhan yang bukan dia sendiri yang disalib dan dibunuh, dan bahwa dia adalah seorang manusia tetapi seorang yang dicintai dan Utusan Suci Tuhan. Inilah yang dimaksudkan oleh Jesus dengan keadilan tentang pribadinya, misinya, dan kenaikannya ke langit, dan hal ini sebenarnyalah telah diwujudkan oleh Nabi dan Rasul Allah, Muhammad saw. 

d. Ciri yang paling penting dari Periqlyte adalah bahwa dia akan mensucikan dunia atas dasar pertimbangan "karena penguasa dari dunia ini harus dihakimi" (Yohanes xvi. 11). Raja atau Penguasa dunia ini adalah setan (Yohanes xii. 31; xiv. 30), karena dunia tunduk kepada setan. Saya harus meminta perhatian para pembaca akan pasal tujuh dari Buku Daniel yang ditulis dalam dialek Aramiah atau Baylonian. Di situ dilukiskan bagaimana "singgasana" ("Kursavan") dan "penghakiman" ("Judgment" atau "dina") dimulai, dan buku-buku ("siphrin") dibuka. Dalam bahasa Arab juga kata "dinu" seperti kata "dina" dalam bahasa Aramiah berarti penghakiman, tetapi pada umumnya dipergunakan dalam arti agama. Bahwa Al Qur'an telah menggunakan kata "Dina" dari Nabi Daniel sebagai ungkapan tentang penghakiman dan agama adalah lebih daripada sekedar berarti (sangat berarti sekali). Dalam pendapat saya yang hina, ini adalah tanda dan bukti langsung tentang kebenaran yang diungkapkan oleh Ruh Suci yang sama atau Jibril kepada Nabi Daniel, Jesus, dan Muhammad. Nabi Muhammad saw pastilah tidak sudah menempa atau membuat hal itu meskipun seandainya beliau itu sepandai seorang filosof seperti Aristoteles. Penghakiman itu yang digambarkan dengan segala kebesaran dan kemuliaan diadakan untuk menghakimi setan dalam bentuk Binatang Keempat yang menakutkan oleh Hakim Agung, Yang Maha Abadi. Di situlah kemudian bahwa muncul "seorang anak manusia" ("kbar inish") atau "barnasha" yang diabdikan kepada Yang Maha Kuasa, dibekali dengan kekuatan, kehormatan, dan kerajaan abadi, dan diberi tugas untuk membunuh Binatang dan untuk membangunkan Kerajaan Orang-Orang Suci dari Yang Maha Tinggi. Jesus Kristus tidak ditugaskan untuk membinasakan Binatang; beliau menjauhi urusan politik, menghormati caesar, dan melarikan diri ketika mereka ingin memahkotai beliau sebagai Raja. Dengan jelas beliau menyatakan bahwa Penguasa dunia itu sedang akan datang; karena Periqlyte itu akan mencabut budaya kemusyrikan yang sangat dibenci. Semua ini telah dicapai oleh Nabi Muhammad saw dalam beberapa tahun. Islam adalah Kerajaan dan Hakim, atau agama; Islam memiliki Kitab Hukumnya, Al Qur'an yang suci; Islam memiliki Allah sebagai Hakim dan Raja Agung, dan Nabi Muhammad saw sebagai pahlawannya yang berjaya, yang berbahagia dan mulia selamanya! 

e. Ciri terakhir namun bukan yang terkecil dari Periqlyte adalah bahwa dia tidak akan berbicara dari dirinya sendiri apapun, tetapi apapun yang dia dengar itulah yang akan dia ucapkan, dan dia akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yohanes xv. 13). Tidak satu iota pun, tidak satu katapun atau komentar dari Nabi Muhammad saw atau dari para sahabat beliau yang penuh pengabdian dan suci ada dalam tekst Kitab Suci Al Qur'an yang mulia. Semua isinya adalah Wahyu Allah yang diungkapkan sebagaimana beliau mendengarnya, dibacakan kepadanya oleh malaikat Jibril, dan kemudian semua itu diingat dan dituliskan oleh pada penulis yang setia. Kalimat-kalimat, ucapan-ucapan, ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw, betapapun sakral dan disucikan, bukanlah Firman Allah, itu semua disebut Al Hadith atau Tradisi.
Apakah beliau itu, demikianpun dalam deskripsi seperti tersebut di atas, bukan Periqlyte yang sejati? Dapatkah anda menunjukkan kepada saya orang lain, di samping Ahmad, yang memiliki pada dirinya kualitas material, moral dan prkatikal, ciri-ciri dan tanda-tanda Periqlyte? Anda tidak mungkin dapat.

Saya pikir saya telah berbicara banyak tentang Periqlyte dan akan menyudahi dengan ayat suci Al Qur'an: "Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata." (QS. 46:9)

bersambung ...

Diambil dari :
"WHAT EVERY CHRISTIAN AND JEW SHOULD KNOW"
Oleh :
PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI, B.D.
Alih Bahasa Oleh :
H.W. Pienandoro SH

Sumber :
website milik HIRA AL KAHFI dengan alamat :
http://www.mosque.com/goodial.html

Versi CHM diambil dari situs :
http://www.pakdenono.com
 


Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar