Cari Blog Ini

Sabtu, 19 November 2011

BIOGRAFI PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI, B.D.

 Abdu'l-Ahad Dawud adalah sebelumnya seorang pendeta yang bernama David Abdu Benjamin Keldani, B.D. seorang pendeta Katholik Roma di sekte Uniate Chaldea (Unitarian). Beliau dilahirkan pada tahun 1867 di Urmia, Persia; mendapatkan pendidikannya sejak kecil di kota itu. Dari tahun 1886-1889 beliau ada dalam jajaran staf pengajar dari Misi Archbishop Canterbury pada ummat Kristen Asiria (Nestorian) di Urmia. Pada tahun 1892 beliau dikirim oleh Kardinal Vaughan ke Roma, di mana beliau mengikuti kursus studi falsafah dan teologi di Propaganda Fide College, dan pada tahun 1895 diangkat jadi pendeta. Pada tahun 1892 Profesor Dawud telah menulis sejumlah artikel untuk tabloid "Assyria, Rome dan Canterbury"; dan menurut Irish Record juga di tabloid "Authenticity of the Pentateuch." Beliau memiliki beberapa terjemahan tentang Ave Maria dalam beberapa bahasa, menerbitkannya dalam majalah bergambar Catholic Missions. Ketika ada di Konstantinopel dalam perjalanannya ke Persia dalam tahun 1895, beliau menulis sejumlah artikel yang panjang dalam bahasa Inggris dan Perancis tentang "Gereja-Gereja Timur" untuk sebuah harian, yang diterbitkan di harian yang bernama The Levant Herald. Pada tahun 1895 beliau bergabung dengan Misi Lazarist dari Perancis di Urmia, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Misi itu menerbitkan sebuah majalah berbahasa Syria asli yang disebut Qala-La-Shara, yaitu "Suara Kebenaran". Pada tahun 1897 beliau diutus bersama oleh dua orang Archbishops Urmia dan Salmas untuk mewakili ummat Katholik Timur pada Eucharistic Congress yang diadakan di Paray-le-Monial di Perancis di bawah pimpinan Kardinal Perraud. Tentu saja ini adalah undangan resmi. Makalah yang dibaca oleh Romo Benjamin dalam Kongres itu diterbitkan dalam jurnal dari Kongres Eukaristik yang disebut "Le Pellerin" dalam tahun itu. Dalam makalah itu Chaldean Arch Priest (sebutan resmi beliau) menyesali sistim pendidikan Katholik di antara ummat Nestorian.

Pada tahun 1888 Romo Benjamin kembali lagi ke Persia. Di desa asalnya, Digala, kira-kira satu mil dari kota, beliau membuka sebuah sekolah. Di tahun berikutnya beliau dikirim oleh penguasa-penguasa Eklesiastikal untuk memimpin diocese Salmas, di mana pertentangan yang tajam dan berbau skandal antara Uniate Archbishop Khudabash, dan Romo-Romo dari Lazarist untuk waktu yang panjang telah mengancam timbulnya perpecahan. Pada hari Tahun Baru 1900 Romo Benjamin menyampaikan khotbah yang terakhir kalinya dan penuh dengan kenangan kepada sekumpulan besar jemaah, termasuk banyak orang Armenia yang non Katholik serta lain-lainya di Katedral St. George's Khorovabad, Salmas. Judul dari khotbahnya "Abad Baru dan Manusia Baru." Beliau teringat kenyataan bahwa Misi-Misi Nestorian, sebelum timbulnya Islam, yang berarti "penyerahan" kepada Tuhan, telah menyebar luaskan Injil di seluruh Asia; dan bahwa mereka mempunyai beberapa tempat di India (terutama di pantai Malabar), di Tartary, di Cina dan Mongol; dan bahwa mereka menterjemahkan Injil dalam bahasa Turki Uighur dan bahasa-bahasa lainnya; bahwa Misi-Misi Katholik, Amerika dan Anglikan, meskipun ada jasa mereka sedikit terhadap bangsa Asiria Kaldea dalam bentuk pendidikan awal, telah memecah bangsa dalam begitu banyak sekte yang tidak bersahabat seperti sejumlah banyak di Persia, Kurdistan dan Mesopotamia; dan bahwa upaya mereka ditakdirkan sampai pada tingkat tertentu menyebabkan kegagalan. Akibatnya beliau menyarankan agar bangsa-bangsa itu membuat beberapa pengorbanan agar dapat berdiri sendiri sebagai laki-laki dan tidak tergantung pada misi-misi asing, dsb.

Secara mendasar pengkhotbah itu benar seluruhnya; namun peringatan beliau itu tidak berkenan bagi kepentingan misi-misi Tuhan. Dengan segera khotbah ini telah membawa Delegasi Apostolik Mgr Lesne dari Urmia ke Salmas. Dia tetap hingga akhir sebagai kawan Romo Benjamin. Keduanya kembali ke Urmia. Misi baru dari Rusia telah menetap di Urmia sejak 1899. Kaum Nestorian dengan bersemangat memeluk agama dari Tsar yang " suci" seluruh Rusia.

Lima Misi yang besar dan megah, Amerika, Anglikan, Perancis, Jerman, dan Rusia dengan kolese mereka, ditopang oleh masyarakat agama yang kaya, Konsul dan Duta Besar, beramai-ramai berusaha untuk mengalihkan agama dari kira-kira seratus ribu orang Asiria-Kaldea dari Nestorian yang pembangkang (heresy) ke salah satu dari lima penyimpangan (heresies). Namun dengan segera orang Rusia melampaui yang lainnya, dan misi inilah yang dalam tahun 1915 telah mendorong atau memaksa orang Asiria dari Persia, sebagaimana halnya orang suku gunung Kurdistan, yang pada waktu itu telah berimigrasi ke dataran Salmas dan Urmia, untuk mengangkat senjata terhadap pemerintah masing-masing. Hasilnya ialah bahwa separuh dari orang-orang itu musnah dalam peperangan dan sisanya dikeluarkan dari negeri asalnya.

Masalah besar yang telah lama mencari penyelesaiannya dalam jiwa pendeta ini kini mendekati klimaksnya. Apakah agama Kristen dengan segala bentuk dan warnanya yang beragam, dengan Kitab-Kitab Sucinya yang tidak otentik , palsu dan telah banyak diubah, benar-benar agama Tuhan? Dalam musim panas 1900 beliau beristirahat ke villanya yang kecil di tengah kebun anggur dekat dengan air mancur Chali-Boulaghi yang terkenal di Digala, dan di sana untuk selama satu bulan mempergunakan waktunya untuk berdo'a dan meditasi, membaca berulang kali Kitab-Kitab Suci dalam teks aslinya. Krisis itu berakhir dengan permohonan mengundurkan diri secara resmi kepada Uniate Archbishop Urmia, di mana secara berterus terang beliau menerangkan sebab-sebab beliau meninggalkan fungsi kependetaan kepada Mgr Touma Audu. Semua usaha telah dilakukan oleh penguasa-penguasa eklesiastikal agar beliau menarik keputusan itu namun tanpa hasil. Tidak ada masalah pribadi atau pertentangan antara Romo Benjamin dan atasannya; semua itu adalah masalah kesadaran.

Untuk beberapa bulan Tuan Dawud, begitu kini panggilan beliau, dipekerjakan di Tabriz sebagai inspektur di Jasa Pos dan Pabean Persia di bawah ahli-ahli dari Belgia. Selanjutnya beliau mengabdi pada Pangeran Mahkota Muhammad 'Ali Mirza sebagai pengajar dan penterjemah. Pada tahun 1903 kembali beliau mengunjungi Inggris dan di sana bergabung dengan masyarakat Unitarian. Dan dalam tahun 1904 beliau dikirim oleh Asosiasi Unitarian Inggris dan Asing untuk melaksanakan pekerjaan pendidikan dan pencerahan di antara orang-orang senegara. Dalam perjalanan ke Persia beliau mampir ke Konstantinopel; dan sesudah beberapa wawancara dengan Sheikhul Islam Jamaluddin Effendi dan ulama-ulama lainnya, beliau memeluk agama suci Islam, yang berarti penyerahan diri kepada Tuhan.

Sumber : Prof. David Benjamin Keldani B.D, What Christian & Jew Should Know : Tentang Sang Pencipta, Kitab Suci, dan Nabi-nabi, Alih Bahasa Oleh: H.W. Pienandoro SH
Website : http://www.oocities.org/hwpienesha/
di download dari : www.pakdenono.com
http://www.mosque.com/goodial.html

Posting by Mohammad Nurdin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar